Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Warga Miskin Jakarta Turun Jadi 494.000 Orang, Lapangan Kerja Baru dan Bansos Jadi Penolong

Kompas.tv - 17 Januari 2023, 10:33 WIB
warga-miskin-jakarta-turun-jadi-494-000-orang-lapangan-kerja-baru-dan-bansos-jadi-penolong
Ilustrasi kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk miskin di Ibu Kota sebanyak 494.000 orang per September 2022. Jumlah itu turun dari posisi Maret 2022 yang sebanyak 502.000 orang. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk miskin di Ibu Kota sebanyak 494.000 orang per September 2022. Jumlah itu turun dari posisi Maret 2022 yang sebanyak 502.000 orang.

Statistik Ahli Madya BPS DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi mengatakan, berkurangnya jumlah penduduk miskin di Ibu Kota  dipengaruhi indikator makro. Di antaranya meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan turunnya pengangguran.


 

Ia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota mencapai 5,94 persen pada triwulan tiga 2022, atau naik dibandingkan periode triwulan kedua 2022 yang mencapai 5,62 persen.

"Kemudian tingkat pengangguran di Jakarta berkurang sebanyak 63.000 orang dan ada penambahan sebanyak 138.000 tenaga kerja selama periode Juli-September 2023," ujar Dwi. 

Baca Juga: BPS: Jumlah Penduduk Miskin Naik, Per September 2022 Ada 26,26 Juta Orang

Dwi menyampaikan pada bulan September pemerintah menaikkan harga BBM sehingga inflasi menjadi 2,06 persen. Namun ia menilai laju inflasi cukup teredam berkat bantuan sosial dan operasi pasar.

"(bansos dan operasi pasar) membuat beban masyarakat miskin menjadi ringan dan  memiliki daya beli," tambahnya.

Sejalan dengan penurunan jumlah penduduk miskin, BPS DKI mencatat angka ketimpangan di Jakarta juga menurun. Artinya, jarak antara pendapatan penduduk kelas bawah dan kelas atas semakin mengecil.

Angka ketimpangan (rasio gini) pada September 2022 mencapai 0,412 atau turun 0,011 poin dibandingkan kondisi Maret 2022.

Baca Juga: Indef: BBM Naik Bikin Tingkat Kemiskinan Lebih Tinggi Dibanding Saat Pandemi

Rasio gini berkisar 0 hingga 1, sehingga jika rasionya semakin mendekati nol maka ketimpangan semakin mengecil dan sebaliknya jika makin mendekati angka satu, maka ketimpangan tinggi.

Dwi menambahkan, efektivitas pemberian bantuan pemerintah baik pusat dan Pemprov DKI Jakarta dalam rangka COVID-19 dinilai menjaga pendapatan riil masyarakat.

Hal itu juga menjaga masyarakat yang rentan miskin agar tidak jatuh lebih miskin dan mencegah kelompok miskin baru.

"Penurunan penduduk miskin dan ketimpangan di Jakarta itu tercatat pertama kali terjadi sejak sejak dihantam pandemi COVID-19 pada awal 2020," tutur Dwi.

Adapun BPS melakukan pencatatan kemiskinan dalam satu tahun sebanyak dua kali yakni pada periode Maret dan September.



Sumber : Antara



BERITA LAINNYA



Close Ads x