Mauren terus mencari hingga ia menemukan satu sekolah yang menerapkan kurikulum nasional plus. Meski ia menyadari bahwa sekolah tersebut masih baru dan masih memiliki dua angkatan, ia mengaku jatuh cinta dengan sekolah tersebut.
Singkat cerita, Maudy Ayunda akhirnya pindah ke sekolah tersebut. Mauren bercerita bahwa Maudy sempat kesulitan mengikuti pelajaran lantaran belum lancar bahasa Inggris.
“Namun dasarnya pejuang tangguh dan penyuka tantangan, anakku meyakinkan saya saat itu, bahwa ia siap menerima tantangan harus belajar bahasa baru dan materi pelajaran yang mungkin bisa membuat dia mengulang kelas, asalkan tetap bisa bersekolah di SD tersebut.”
Mauren mengatakan bahwa Maudy berhasil bertahan di sekolah tersebut hingga jenjang SMP. Menyinggung soal biaya, Mauren mengatakan bahwa saat itu sekolah tersebut masih terbilang baru sehingga belum membanderol harga yang tinggi.
Diketahui, sekolah tersebut adalah Mentari Intercultural School Jakarta yang kini merupakan sekolah Internasional favorit di Jakarta.
Baca Juga: Ini Makna Kebaya Merah Maudy Ayunda Saat Wisuda di Stanford University
Lanjut ke SMA, Maudy Ayunda masuk ke British School Jakarta. Menurut Mauren, Maudy mengatakan akan membayar biaya sekolahnya dengan uang tabungannya sendiri.
“Sulungku saat itu sudah punya tabungan sendiri, dari menjadi model dan bran ambassador beberapa produk,” jelasnya.
Namun, ia merasa tak tega membiarkan anaknya membiayai sekolahnya sendiri. Ia lantas memutuskan untuk menjual mobil antar jemput sekolah anak untuk dijual. Maudy pun menyetujui keputusan tersebut dan naik bis jemputan sekolah setiap harinya untuk berangkat ke sekolah.
Pada akhir ceritanya, Mauren menegaskan bahwa seseorang tidak harus bersekolah di sekolah Internasional untuk menjadi besar.
“Tapi kalau keputusan yang diambil tersebut berbuah lebih banyak pembelajaran kehidupan, layak diperjuangkan bukan?,” pungkasnya.
Sumber : Instagram
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.