Kompas TV entertainment selebriti

Profil Yati Surachman, Pernah Raih Penghargaan Asia Pasifik, Kini Kerap Perankan ART

Kompas.tv - 22 Februari 2022, 12:43 WIB
profil-yati-surachman-pernah-raih-penghargaan-asia-pasifik-kini-kerap-perankan-art
Profil Yati Surachman. (Sumber: Instagram/@yatiesurachmanreal)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Siapa yang tidak mengenal Yati Surachman, artis senior yang kini kerap mendapatkan peran sebagai asisten rumah tangga (ART).

Meski sudah berusia 64 tahun, wajah Yati Surachman kini masih sering berseliweran di layar televisi. Usia senja tak menghalanginya untuk terus berkarya.

Saat ini Yati Surachman tengah memerankan karakter Oma Sita di sinetron Mega Series Suara Hati: Kayla Season 2.

Tak kenal, maka tak sayang. Simak profil Yati Surachman yang pernah meraih penghargaan Asia Pasifik ini.

Baca Juga: Anang Hermansyah Pamer Cucu Pertama, Rambut Anak Atta dan Aurel Jadi Sorotan

Profil Yati Surachman

Yati Surachmiati Agustina lahir di Yogyakarta, 8 Agustus 1957. Yatie mengawali karier aktingnya lewat film Anjing-Anjing Geladak tahun 1972.

Sejak saat itu, dia rutin mendapatkan peran, seperti dalam film Buaye Gile, Putri Solo, Syahdu, Kisah Cinta, Inem Pelayan Sexy, Ganasnya Nafsu, hingga Ateng Pendekar Aneh.

Namanya mulai melejit pada tahun 1978, di mana dia memerankan tokoh utama dari film Perawan Desa. Film ini merupakan rekonstruksi dari peristiwa nyata pemerkosaan Sum Kuning.

Kala itu, kasus Sum Kuning menjadi berita besar karena sulitnya proses penyelidikan dan beberapa pihak yang terlibat.

Film ini sempat dilarang tayang di Yogyakarta dan beberapa kali mengalami perubahan judul, mulai dari Balada Sum Kuning, lalu menjadi Balada Sumirah, dan berakhir dengan Perawan Desa.

Berkat film ini, Yati Surachman membawa pulang piala Festival Film Asia Pasifik sebagai aktris terbaik tahun 1980.

Baca Juga: Profil Hesti Purwadinata, Model Kocak yang ‘Jebak’ Suami karena Ingin Nambah Anak

Karier akting Yati masih terus bersinar beberapa tahun kemudian. Tahun 1995, dia juga masuk nominasi sebagai pemeran utama wanita terbaik di Piala Vidia.

Memasuki tahun 2000-an, kiprah Yati di dunia akting ternyata terbatas pada peran nenek dan ART.

Sering mendapatkan peran ART ternyata membuat Yati Surachman kerap direndahkan oleh banyak orang. Kendati demikian, Yati memilih tak ambil pusing.

“Banyak (direndahkan orang lain). Tapi buat saya, saya selalu pakai ilmu padi, artinya kalau memang orang mau merendahkan saya, biar Tuhan yang kasih karma,” kata Yati dalam wawancara bersama Kompas.com, 12 Juni 2020 lalu.

Baca Juga: Minta Maaf ke Ahmad Sahroni, Adam Deni Berharap Bebas, Ngaku Depresi Berat




Sumber : Kompas TV/Tribunnews/Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x