Kompas TV internasional kompas dunia

Peneliti Asal Amerika Temukan Cat Paling Putih di Dunia, Bisa Dinginkan Ruangan dan Gantikan AC

Kompas.tv - 22 September 2021, 19:02 WIB
peneliti-asal-amerika-temukan-cat-paling-putih-di-dunia-bisa-dinginkan-ruangan-dan-gantikan-ac
Xiulin Ruan, salah satu tim peneliti penemu cat paling putih di dunia yang tercatat dalam Guinness World Records. (Sumber: Universitas Purdue/John Underwood)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Iman Firdaus

Jika cat ini digunakan untuk melapisi area dengan luas 305 meter persegi, akan terbentuk daya pendingin setara 10 kilowatt.

“(Daya pendingin) itu lebih besar dari mesin pendingin yang digunakan di banyak rumah,” ujar Ruan.

Sebab itu, ruangan di balik permukaan bangunan yang dilapisi cat putih itu dapat bersuhu lebih dingin tanpa perlu AC.

Penemuan ini mengungguli berbagai jenis cat putih pada umumnya. Menurut tim peneliti, cat putih biasa hanya dapat memantulkan 80-90 persen cahaya matahari.

Baca Juga: Kampanye Anti Perdagangan Satwa Ilegal, India Bakar Cula Badak saat World Rhino Day

Sebab itu, cat-cat putih biasa tidak mampu membuat ruangan terasa lebih dingin, sehingga membutuhkan kipas atau AC.

Untuk diketahui, tim peneliti melakukan riset dengan merujuk berbagai penelitian soal bangunan sejak 1970.

Tim peneliti juga melakukan pengujian pada lebih dari 100 material dengan 50 formulasi cat berbeda untuk tiap bahan.

Untuk menciptakan warna yang sangat putih, tim peneliti sengaja membuat cat dengan konsentrasi sangat tinggi dari senyawa kimia bernama barium sulfat, Barium sulfat umumnya digunakan dalam kertas foto dan kosmetik.

Selain itu, ukuran partikel barium sulfat dalam cat itu juga bervariasi. Hal ini memungkinkan cat untuk menyebarkan lebih banyak spektrum cahaya matahari.

Tim peneliti sebenarnya dapat membuat cat itu berwarna lebih putih. Akan tetapi, hal itu bisa mengorbankan kualitas cat.

Kini, masyarakat di Amerika Serikat dapat membeli cat paling putih di dunia itu. Cat itu mulai dipasarkan pada Kamis (16/9/2021) minggu lalu.



Sumber : Kompas TV/purdue.edu



BERITA LAINNYA



Close Ads x