Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Dubes AS di PBB Tuding Rusia akan Hapus Ukraina dari Peta Dunia

Kompas.tv - 31 Juli 2022, 05:45 WIB
dubes-as-di-pbb-tuding-rusia-akan-hapus-ukraina-dari-peta-dunia
AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield, Jumat (29/7/2022) mengatakan tidak ada lagi keraguan bahwa Rusia bermaksud untuk menghapus Ukraina dan membubarkannya dari peta dunia sepenuhnya. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

NEW YORK, KOMPAS.TV - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield, Jumat (29/7/2022), mengatakan, tidak ada lagi keraguan bahwa Rusia bermaksud untuk menghapus Ukraina "dan membubarkannya dari peta dunia sepenuhnya".

Melansir Associated Press, Sabtu (30/7/2022), Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB, AS melihat tanda-tanda yang berkembang bahwa Rusia sedang meletakkan dasar untuk mencoba mencaplok semua wilayah Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk, serta wilayah Kherson dan Zaporizhzhia selatan. Ini termasuk dengan memasang "pejabat proksi di wilayah yang dikuasai Rusia, dengan tujuan mengadakan referendum palsu atau keputusan untuk bergabung dengan Rusia".

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, tuding Greenfield, "bahkan telah menyatakan bahwa ini adalah tujuan perang Rusia," katanya.

Lavrov mengatakan pada pertemuan puncak Arab di Kairo pada hari Minggu bahwa tujuan menyeluruh Moskow di Ukraina sekarang adalah untuk membebaskan rakyatnya dari "rezim yang tidak dapat diterima."

Tampaknya itu menunjukkan bahwa tujuan perang Moskow melampaui kawasan industri Donbas Ukraina di timur yang terdiri dari Donetsk dan Luhansk. Lavrov mengatakan, "Kami pasti akan membantu rakyat Ukraina untuk menyingkirkan rezim, yang benar-benar anti-rakyat dan anti-historis."

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengatakan kepada Dewan Keamanan pada hari Jumat bahwa "De-Nazifikasi dan demiliterisasi Ukraina akan dilakukan sepenuhnya."

Baca Juga: Pentagon Kirim Lebih Banyak Drone Bunuh Diri Phoenix Ghost ke Ukraina, Begini Tanggapan Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Zelensky menegaskan rakyat Ukraina tak akan menyerah meski Kiev diserang Rusia. (Sumber: AP Photo/Efrem Lukatsky)

"Tidak boleh ada lagi ancaman dari tahap ini ke Donbas, atau ke Rusia, atau ke wilayah Ukraina yang dibebaskan di mana untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, orang akhirnya dapat merasa bahwa mereka dapat hidup seperti yang mereka inginkan," katanya.

Polyansky juga memperingatkan negara-negara Barat yang memasok artileri jarak jauh dan roket permukaan-ke-permukaan MLRS bahwa mereka menggeser "garis keamanan sementara" lebih jauh ke barat, "dan dengan demikian memperjelas lebih jauh maksud dan tujuan dari operasi militer khusus kami."


Thomas-Greenfield mengejar negara-negara yang mengatakan "keamanan satu negara tidak boleh mengorbankan negara lain," sambil mempertanyakan apa yang mereka sebut serangan Rusia ke Ukraina.

Dia tidak menyebutkan negara mana pun, tetapi ini adalah pandangan yang sering diulangi China, termasuk Jumat oleh wakil duta besar PBB Geng Shuang.

Dia mengatakan kepada DK PBB, "Menempatkan keamanan sendiri di atas yang lain, mencoba untuk memperkuat blok militer, membangun keunggulan mutlak ... hanya akan menyebabkan konflik dan konfrontasi, memecah komunitas internasional dan membuat diri mereka kurang aman."

Duta Besar AS juga mengejar negara-negara yang menyerukan semua negara untuk merangkul diplomasi tanpa menyebut Rusia, dengan mengatakan, "Mari kita perjelas: tindakan berkelanjutan Rusia adalah hambatan bagi resolusi krisis ini."

Sekali lagi, dia tidak menyebutkan negara, tetapi sejumlah besar negara di Afrika, Asia dan Timur Tengah mengambil pendekatan ini.



Sumber : Kompas TV/Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x