Kompas TV internasional kompas dunia

Boris Johnson Batalkan Niat Bersaing Jadi Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak Tidak Tertandingi

Kompas.tv - 24 Oktober 2022, 09:40 WIB
boris-johnson-batalkan-niat-bersaing-jadi-perdana-menteri-inggris-rishi-sunak-tidak-tertandingi
Mantan Perdana Menteri Boris Johnson tiba di Bandara Gatwick di London, setelah melakukan perjalanan dengan penerbangan dari Karibia, menyusul pengunduran diri Liz Truss sebagai Perdana Menteri, Sabtu 22 Oktober 2022. (Sumber: Gareth Fuller/PA via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

Mordaunt didukung oleh kurang dari 30 orang

Jika keduanya memberikan suara, 357 anggota parlemen Konservatif akan mengadakan pemungutan suara indikatif pada hari Senin untuk menunjukkan preferensi mereka sebelum pilihan jatuh ke 172.000 anggota partai di seluruh negeri.

Jika Mordaunt tidak mencapai 100 nominasi, Sunak akan menang secara aklamasi.

Sunak, 42, adalah runner-up setelah Truss dalam pemilihan kepemimpinan Partau Konservatif Tory musim panas tahun untuk menggantikan Johnson.

Hari Minggu, (23/10/2022) dia memastikan akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan terbaru.

"Akan ada integritas, profesionalisme dan akuntabilitas di setiap tingkat pemerintahan yang saya pimpin dan saya akan bekerja hari demi hari untuk menyelesaikan pekerjaan," kata Sunak dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Kisah Meroket dan Jatuh Gedubraknya Liz Truss, Perdana Menteri Inggris dengan Masa Jabatan Terpendek

Mantan PM Inggris Liz Truss.  Penarikan diri Boris Johnson dari kompetisi internal Partai Konservatif Inggris atau Tory membuat mantan Menkeu Rishi Sunak menjadi favorit terkuat menjadi perdana menteri Inggris berikutnya, yang ketiga tahun ini. (Sumber: Straits Times)

Johnson memutuskan batal mencalonkan diri hanya beberapa jam setelah sekutunya bersikeras dia akan mencalonkan diri.

Tokoh partai konservatif Jacob Rees-Mogg mengatakan kepada BBC pada hari Minggu bahwa dia berbicara dengan Johnson dan "jelas dia akan mencalonkan diri" setelah terbang kembali ke London hari Sabtu dari liburan di Republik Dominika.

Tetapi menteri Irlandia Utara Steve Baker, mantan pendukung Johnson dan politisi berpengaruh di Partai Konservatif, memperingatkan kembalinya Johnson akan menjadi "jaminan terjadinya bencana"

Baker mencatat Johnson masih menghadapi penyelidikan apakah dia berbohong kepada Parlemen saat menjabat, perkara pelanggaran pembatasan virus corona pemerintahnya sendiri pada pesta di Downing Street.

Jika terbukti bersalah, Johnson bisa diskors sebagai anggota parlemen.

"Ini bukan waktunya untuk Boris dan gayanya," kata Baker kepada Sky News hari Minggu.

Baca Juga: Enam Pekan Memimpin, PM Inggris Liz Truss Mengundurkan Diri! Ini Alasannya...

"Apa yang tidak bisa kita lakukan adalah menjadikannya sebagai perdana menteri dalam keadaan di mana dia pasti akan meledak, menjatuhkan seluruh pemerintahan ... dan kita tidak bisa melakukannya lagi." tegas Baker.

Truss mundur hari Kamis setelah 45 hari yang bergejolak, mengakui bahwa dia tidak dapat memenuhi mandat karena gagalnya paket ekonomi pemotongan pajaknya mendapat dukungan yang kemudian kebijakan itu terpaksa dibatalkan sekaligus mencopot menteri keuangannya Kwasi Kwarteng.

Hal itu langsung memicu kemarahan di dalam partainya dan berminggu-minggu kekacauan di pasar keuangan.

Rishi Sunak yang menjabat Menteri Keuangan dari 2020 hingga musim panas ini, memimpin penyelamatan ekonomi Inggris melalui badai pandemi virus corona. Dia berhenti pada bulan Juli sebagai protes atas kepemimpinan Johnson.

Dalam kontes musim panas untuk menggantikan Johnson, Sunak menyerukan janji Truss dan saingan lainnya untuk segera memotong pajak "khayalan" yang sembrono dan berpendapat inflasi yang melonjak harus dikendalikan terlebih dahulu.




Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA


Opini

KAISAR

20 Mei 2024, 07:07 WIB

Close Ads x