Kompas TV internasional kompas dunia

Sejarah Singkat Perselisihan Iran vs Amerika Serikat: Berpangkal dari Kudeta CIA dan Revolusi Islam

Kompas.tv - 29 November 2022, 21:30 WIB
sejarah-singkat-perselisihan-iran-vs-amerika-serikat-berpangkal-dari-kudeta-cia-dan-revolusi-islam
FILE - Dalam file foto hari Minggu, 21 Juni 1998 ini, para pemain Amerika Serikat (AS) dan Iran berfoto bersama sebelum dimulainya pertandingan sepak bola Piala Dunia mereka, di Stadion Gerland, di Lyon, Prancis. Piala Dunia sering memunculkan bentrokan geopolitik. Pada tahun 1998, gesekan yang besar adalah antara AS dan Iran, tetapi kedua belah pihak berusaha untuk menutupi perbedaan negara mereka. (Sumber: AP Photo/Michel Euler, File)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

DOHA, KOMPAS.TV - Pertandingan Piala Dunia Qatar 2022 antara Iran vs Amerika Serikat (AS) yang akan dilangsungkan pada Rabu (30/11/2022) telah ramai diantisipasi sebelum turnamen bergulir. Pertandingan dua tim ini ditunggu bukan karena nuansa keolahragaan, melainkan karena perselisihan politik antara kedua negara.

Di Qatar 2022, tensi politik antara Iran dan AS pun sudah memanas sebelum keduanya bertemu di partai terakhir fase grup. Gara-garanya, akun media sosial AS menghilangkan simbol di tengah bendera Iran yang dibuat usai Revolusi Islam 1979.

Unggahan media sosial tersebut kini telah dihapus dan pelatih Timnas AS, Gregg Berhalter minta maaf. Namun, insiden itu menggarisbawahi hubungan tegang Iran vs AS yang masih berlanjut hingga kini.

Lalu, bagaimana sejarah perselisihan politik Iran vs AS hingga membuat pertandingan Piala Dunia 2022 antara keduanya justru panas di luar lapangan? 

Berikut sejarah singkat perselisihan politik antara Iran dan Amerika Serikat.

Berawal dari kudeta yang didalangi CIA

Melansir Al Jazeera, kebanyakan pakar berpendapat bahwa rivalitas Teheran vs Washington berawal dari kudeta di Iran pada 1953 yang didalangi CIA. Kudeta ini menggulingkan perdana menteri Iran yang terpilih secara demokratis, Mohammad Mossadegh usai ia berupaya menasionalisasi industri minyak Iran.

Baca Juga: Iran vs Amerika Serikat, Duel Sepak Bola yang Penuh dengan Ketegangan Politik

Kudeta itu membuat pemimpin monarki Iran, Syah Mohammad Reza Pahlevi kembali ke tampuk kekuasaan. Pada 2013, CIA pun mengonfirmasi keterlibatannya dalam peristiwa ini.

"Kudeta itu adalah awal dari sekuens tragedi yang menghalau AS dan sekutunya di Timur Tengah hingga hari ini," kata bekas agen CIA, Robert B. Baer pada 2013 silam.

"Itu adalah sumber kunci sentimen anti-Amerika yang meletus selama Revolusi Iran 1979," lanjutnya.

Kembali berkuasanya Pahlevi membuat Iran mengubah haluan politik menjadi pro-Amerika. Selama kekuasaan Pahlevi, Iran berhubungan mesra dengan AS selama kurang-lebih dua dekade hingga revolusi meletus.

Revolusi Islam 1979

Pemerintahan monarki Syah Reza Pahlevi digulingkan melalui Revolusi Islam yang meletus pada 1979. Revolusi ini sekaligus menghasilkan pemerintahan teokratis Iran yang bertahan hingga sekarang.

Usai digulingkan, Pahlevi awalnya kabur ke Mesir, tetapi kemudian pergi ke AS. Washington berdalih memberi suaka kepada Pahlevi atas alasan "kemanusiaan."

Baca Juga: Piala Dunia 2022: Bendera Iran Diubah, Pelatih Amerika Serikat Minta Maaf

Akan tetapi, perlindungan AS untuk Pahlevi dan dukungannya selama pemimpin monarki itu berkuasa membuat rasa permusuhan Iran terhadap AS semakin membesar. Kejadian-kejadian selama revolusi dan setelahnya pun memperburuk hubungan kedua negara.

Pada akhir 1979, pelajar yang mendukung Revolusi Islam menduduki gedung Kedutaan Besar AS di Teheran. Mereka menyandera 52 diplomat dan warga AS selama 444 hari.

Insiden ini membuat presiden AS saat itu, Jimmy Carter memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 1980. Hubungan keduanya tak kunjung pulih usai tindakan pemerintahan Carter ini.

Pada 1980, hubungan Teheran-Washington juga memburuk akibat Perang Iran-Irak. AS secara sembunyi-sembunyi menyokong Baghdad dalam perang yang merenggut ratusan ribu jiwa ini.

Pada 1990-an dan 2000-an, sejumlah insiden yang menandai buruknya hubungan Iran-AS pun terjadi. Terkini, kedua negara berselisih mengenai program nuklir Iran yang menjauh dari poin-poin kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Teheran semakin intensif menjalankan program nuklir, termasuk memperkaya uranium hingga mendekati level senjata nuklir, usai pemerintahan AS di bawah Donald Trump keluar dari JCPOA dan menyanksi Iran.

Meskipun panas oleh tensi politik kedua negara, pertandingan Iran vs AS di Piala Dunia 2022 diharap dapat menunjukkan wajah persatuan sepak bola. Di Piala Dunia 1998 silam, Timnas Iran dan AS pun menunjukkan simbol perdamaian ketika bertemu di lapangan.

Pada pertandingan 24 tahun silam di Lyon, Prancis, pemain dari kedua negara berfoto bersama dan saling bertukar cendera mata seperti bunga dan emblem tim serta jersei. Melihat kedua tim bisa saling bersama, sempat dilakukan pula pertandingan persahabatan yang digelar di Pasadena, California. 

Baca Juga: China Klaim Usir Kapal Jelajah Rudal Amerika Serikat, Washington Membantah


 

 




Sumber : Kompas TV/Al Jazeera


BERITA LAINNYA



Close Ads x