Kompas TV internasional kompas dunia

China Berang Usai AS Menuduh Peralatan China yang Dibeli Rusia Digunakan di Ukraina

Kompas.tv - 29 Juli 2023, 09:09 WIB
china-berang-usai-as-menuduh-peralatan-china-yang-dibeli-rusia-digunakan-di-ukraina
Juru bicara Kemlu China Mao Ning di Beijing, Jumat, (28/7/2023). Pemerintah China membela hubungannya dengan Rusia sebagai kerjasama ekonomi dan perdagangan normal usai laporan intelijen dari Amerika Serikat menyebutkan bahwa Beijing mungkin menyediakan peralatan yang digunakan di Ukraina yang memiliki aplikasi militer. (Sumber: Kemlu China/FMPRC)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

BEIJING, KOMPAS.TV - Pemerintah China membela hubungannya dengan Rusia sebagai kerjasama ekonomi dan perdagangan normal, usai laporan intelijen dari Amerika Serikat (AS) menyebutkan bahwa Beijing mungkin menyediakan peralatan yang digunakan di Ukraina yang memiliki aplikasi militer, Jumat (28/7/2023).

Pemerintahan Biden pernah memperingatkan pemimpin China, Xi Jinping, tentang konsekuensi yang tidak ditentukan jika mereka mendukung upaya perang Kremlin.

Laporan terbaru mengutip data kepabean Rusia menunjukkan kontraktor militer milik negara China memasok peralatan navigasi, suku cadang pesawat tempur, drone, dan barang lainnya, tetapi tidak menyebutkan apakah tindakan tersebut akan memicu pembalasan dari AS, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press.

"Mengenai kerjasama ekonomi dan perdagangan normal dengan negara-negara di seluruh dunia, termasuk Rusia, China selalu menjalankannya dengan baik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Mao Ning.

Ia mengatakan kerjasama China-Rusia tidak ditujukan untuk melawan pihak ketiga dan tidak tunduk pada intervensi dan paksaan dari pihak ketiga.

"Kami juga secara konsisten menentang sanksi unilateral dan yurisdiksi kepanjangan yang tidak punya dasar hukum internasional dan tidak diotorisasi Dewan Keamanan," tegas Mao Ning.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping Bertemu di Chengdu, Ini Hasil Lengkap Pertemuan

Pengeboman Rusia terhadap Odessa, Ukraina. (Sumber: Sky News)

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan sebelum invasi pada Februari 2022 bahwa pemerintahan mereka memiliki persahabatan tanpa batas. Beijing mengatakan bahwa mereka netral dalam perang tersebut, tetapi telah menghalangi upaya mencela Moskow di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengulangi alasan-alasan Rusia untuk melakukan serangan tersebut.

"China menjadi tambahan penting bagi Rusia, kemungkinan menyediakan Moskow dengan teknologi kunci dan peralatan yang memiliki dua fungsi, baik sipil maupun militer," demikian laporan dari Kantor Direktur Intelijen Nasional, yang merujuk pada peralatan yang dapat digunakan untuk kepentingan sipil dan militer.


China meningkatkan pembelian minyak dan gas Rusia, yang membantu pemerintahan Putin untuk mengatasi penurunan penjualan akibat pemotongan pembelian energi Rusia oleh Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang.

Beijing dapat melakukannya tanpa memicu sanksi Barat terhadap perusahaan-perusahaannya sendiri, tetapi Washington dan sekutunya merasa frustrasi karena hal tersebut mengurangi tekanan ekonomi terhadap Moskow.

China menolak sanksi perdagangan dan keuangan Barat terhadap Rusia karena sanksi-sanksi tersebut tidak diotorisasi oleh Dewan Keamanan PBB, di mana Beijing dan Moskow memiliki hak veto. Namun, China tampaknya menghindari secara langsung menantang sanksi-sanksi tersebut.



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x