RABAT, KOMPAS.TV - Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan gempa yang mengguncang pada Jumat (8/9/2023) malam waktu setempat, menewaskan sedikitnya 632 orang per Sabtu (9/9) siang waktu Indonesia.
Jumlah korban diperkirakan akan bertambah seiring operasi pencarian dan penyelamatan yang masih berlangsung.
Gempa yang mengguncang kawasan Pegunungan Atlas hingga kota bersejarah Marrakech ini juga menimbulkan sedikitnya 392 korban luka.
Survei Geologis Amerika Serikat (USGS) melaporkan, menurut hasil analisis sementara, gempa Maroko berkekuatan 6,8 M dan mengguncang pukul 23.11 waktu setempat.
Gempa susulan berkekuatan 4,9 M, menurut USGS, mengguncang 19 menit kemudian.
USGS mengatakan pusat gempa berada di kedalaman 18 km di bawah permukaan bumi. Namun otoritas Maroko menyebut episentrum gempa berada di kedalaman 11 km.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,8 Hantam Maroko, Lebih dari 290 Orang Tewas
Episentrum gempa ini dilaporkan berada di kota Ighil, Provinsi Al-Haouz, sekitar 70 kilometer di selatan kota Marrakech.
Gempa dangkal di Maroko pun dilaporkan merusak situs-situs bersejarah di Marrakech. Media-media Maroko melaporkan, Masjid Koutoubia yang dibangun pada abad ke-12 mengalami kerusakan.
Namun, belum diketahui tingkat kerusakan bangunan yang punya menara 69 meter dan kerap disebut sebagai "atap Marrakech" ini.
Usai gempa, kawasan pegunungan di Provinsi Al-Haouz dilaporkan terisolasi. Terjadi kemacetan di jalan menuju pegunungan dan jalan raya terhalang oleh longsor bebatuan.
Beberapa negara dan organisasi internasional telah menyatakan belasungkawa dan kesediaan untuk membantu pemerintah Maroko, termasuk India, Israel, Jerman, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Perserikatan Bangsa-Bangsa siap membantu pemerintah Maroko dalam upaya membantu penduduk yang terdampak," kata seorang juru bicara PBB.
Baca Juga: Peringati Gempa Besar Kanto yang Tewaskan 100.000 Jiwa, Jepang Gelar Latihan Mitigasi Nasional
Gempa bumi jarang terjadi di kawasan Afrika Utara. Lahcen Mhanni, kepala Departemen Pengawasan dan Peringatan Gempa di Institut Geofisika Nasional, mengatakan gempa pada Jumat malam itu merupakan yang terbesar yang pernah tercatat di kawasan pegunungan tersebut.
Pada 1960, gempa bermagnitudo 5,8 mengguncang wilayah di dekat Kota Agadir dan menimbulkan ribuan korban jiwa.
Pada 2004, gempa magnitudo 6,4 menghantam wilayah di dekat Kota Al Hoceima dan menyebabkan lebih dari 600 orang meninggal dunia.
Menurut Institut Kelautan dan Atmosfer Portugal dan Badan Pertahanan Sipil Aljazair, gempa Maroko pada Jumat malam itu juga dirasakan di kedua negara tersebut.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.