Bower berpatokan pada hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 27 Februari, yang menyatakan Prabowo hanya sedikit di bawah 59 persen suara dari tiga perempat surat suara yang telah dihitung.
Ia menilai margin ini membuat putaran pemilu kedua amat mungkin tak diperlukan, karena salah satu kandidat sudah ada yang memperoleh lebih dari 50 persen suara.
“Ini sudah selesai, dan keputusan Washington menunggu (memberi selamat ke Prabowo) adalah bunuh diri secara strategis,” tulisnya.
Ia mengatakan bahwa Prabowo telah memiliki banyak rencana pro-bisnis untuk Indonesia, dan China telah merebut kesempatan AS untuk berbicara dengan calon kuat presiden selanjutnya itu sebelum hasil resmi keluar.
“Dalam konteks persaingan ekonomi dan geopolitik yang tajam dan kita hadapi di Asia, AS berkepentingan untuk menjangkau dan melakukan hal tersebut sekarang. Kita sudah terlambat,” ujarnya.
Baca Juga: AS Veto Lagi Resolusi DK PBB Salahkan Israel atas Pembantaian Warga Palestina yang Tunggu Bantuan
Menurutnya, keragu-raguan yang ada di Washington dapat merugikan hubungan AS-Indonesia dalam waktu dekat dan bisa merugikan perusahaan-perusahaan AS.
Pasalnya, mereka berupaya menyelaraskan diri dengan pemerintahan mendatang, serta untuk mendukung kerja sama dengan mitra-mitra AS.
Bower juga menegaskan, Indonesia sangat penting bagi AS karena ukurannya dan juga lokasi geopolitik yang dekat dengan jalur pelayaran penting seperti Laut China Selatan dan Selat Malaka.
Sumber : The Diplomat
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.