Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia Sebut Rencana Israel di Rafah Bisa Jadi Pembersihan Etnis, Kematian di Gaza Sudah 30.320 Orang

Kompas.tv - 3 Maret 2024, 06:05 WIB
rusia-sebut-rencana-israel-di-rafah-bisa-jadi-pembersihan-etnis-kematian-di-gaza-sudah-30-320-orang
Rusia pada hari Sabtu (2/3/2024) menyatakan rencana Israel terkait Palestina di Rafah dapat berubah menjadi pembersihan etnis. Berbicara dalam konferensi pers pada Forum Diplomasi Antalya di Turki, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan, tragedi nyata sedang terjadi di Gaza, yang ujungnya tidak terlihat. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia pada hari Sabtu (2/3/2024) menyatakan rencana Israel terkait Palestina di Rafah dapat berubah menjadi pembersihan etnis. Berbicara dalam konferensi pers pada Forum Diplomasi Antalya di Turki, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan, "tragedi nyata sedang terjadi di Gaza, yang ujungnya tidak terlihat."

Meskipun banyak inisiatif untuk gencatan senjata dan jeda kemanusiaan, pernyataan pimpinan Israel menunjukkan bahwa mereka tidak mengubah tujuan mereka untuk "membersihkan Gaza sepenuhnya, menghilangkan Hamas," katanya.

"Bahkan perwakilan Barat pun heran bagaimana ini bisa dilakukan, untuk menghilangkan Hamas 100%. Apalagi, jenderal dan menteri Israel mengatakan bahwa semua orang di Gaza adalah Hamas. Maka perlu menghancurkan semua penduduk Gaza," katanya.

Lavrov mengatakan Moskow juga prihatin dengan rencana Israel untuk melakukan operasi militer di Rafah, di mana dua pertiga penduduk Gaza mencari perlindungan dari kekerasan.

"Jika operasi Rafah dimulai, banyak pengungsi akan pergi ke Mesir, dan Mesir telah berulang kali menyatakan bahwa ini tidak dapat diterima. Ini akan menjadi pembersihan etnis secara faktual," ucapnya. 

Setidaknya 92 warga Palestina tewas dan 156 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir karena Israel terus melancarkan serangannya di Jalur Gaza yang terkepung, kata Kementerian Kesehatan wilayah tersebut pada hari Sabtu.

Baca Juga: Israel Akui Menembak Mati Lebih 100 Warga Gaza di Konvoi Bantuan, Berkilah Membela Diri

Anak-anak Palestina mengantre untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 23 Februari 2024. Sekitar 1,5 juta warga Gaza mengungsi di Rafah, wilayah yang berkemungkinan akan menjadi target serangan Israel berikutnya. (Sumber: AP Photo/Fatima Shbair)

"Pendudukan Israel melakukan 10 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menewaskan 92 warga sipil dan 156 terluka selama 24 jam terakhir," demikian pernyataan kementerian itu.

"Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena penyelamat tidak dapat mencapai mereka," kata pernyataan itu.

Mengabaikan putusan sementara Pengadilan Internasional, Israel terus melancarkan serangannya di Jalur Gaza di mana setidaknya 30.320 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 71.533 terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Perang Israel di Gaza telah mendorong 85% penduduk wilayah tersebut menjadi pengungsi internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut, sementara 60% infrastruktur enklaf itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional. Putusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan disediakan kepada warga sipil di Gaza.

Konflik terus berlanjut, dan pengiriman bantuan masih sangat tidak mencukupi untuk mengatasi bencana kemanusiaan.



Sumber : Anadolu



BERITA LAINNYA



Close Ads x