Kompas TV internasional kompas dunia

Iran Serang Israel, Tel Aviv Panik, Netanyahu Kontak Biden, Dubes Israel Minta DK PBB Rapat Darurat

Kompas.tv - 14 April 2024, 10:37 WIB
iran-serang-israel-tel-aviv-panik-netanyahu-kontak-biden-dubes-israel-minta-dk-pbb-rapat-darurat
Menyusul serangan ratusan rudal dan drone Iran ke Israel, Minggu (14/4/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan melakukan pembicaraan melalui telepon dengan sekutu terdekatnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. (Sumber: Kantor PM Israel via X)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Edy A. Putra

TEL AVIV, KOMPAS.TV – Serangan ratusan rudal dan drone Iran pada Minggu (14/4/2024) WIB, ternyata membuat Israel panik kalang kabut.

Serangan tersebut merupakan balasan Iran atas serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah, hampir dua minggu lalu yang menewaskan anggota dan jenderal Korps Garda Revolusi Iran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan menelepon sekutu terdekatnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Sedangkan Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar rapat darurat.

Dilansir Al Jazeera, Minggu, kantor PM Israel menyebut Netanyahu melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Biden.

Ini merupakan pembicaraan pertama keduanya sejak Iran melancarkan serangan ke Israel. Namun, tidak dijelaskan detail pembicaraan antara kedua pemimpin negara tersebut.

Baca Juga: Serangan Iran ke Israel Dimulai, Ratusan Rudal dan Drone Diluncurkan

Terpisah, terkait serangan Iran, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan pun langsung melayangkan permintaan formal untuk digelarnya rapat darurat Dewan Keamanan PBB.

Dalam surat yang ditujukan kepada Presiden Dewan Keamanan PBB, Erdan menyebut serangan Iran itu sebagai ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan global.

“Serangan Iran adalah ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan global, dan saya berharap Dewan Keamanan PBB akan menggunakan segala cara untuk mengambil langkah kongkret terhadap Iran,” tulis Erdan dalam suratnya yang diunggah di media sosial X.

Menyusul serangan Iran ke Israel, Minggu (14/4/2024), Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan melayangkan surat meminta Dewan Keamanan PBB segera menggelar pertemuan darurat dan mengecam Iran atas serangannya. (Sumber: Gilad Erdan via X)

“Saya mengonfirmasi permintaan Israel untuk segera mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk secara tegas mengutuk Iran atas pelanggaran berat dan segera bertindak menyatakan IRGC sebagai organisasi teroris,” tulis Erdan merujuk IRGC, Korps Garda Revolusi Islam Iran.

Baca Juga: Iran Akhirnya Serang Israel, Gunakan Pasal 51 Piagam PBB sebagai Legitimasi

Sementara Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga berbicara dengan mitranya di AS, Menhan Lloyd Austin.

Dalam pembicaraan melalui telepon itu, Gallant disebut memberikan penjelasan singkat terkait operasi pertahanan menghadapi serangan Iran.

“Menteri Gallant mengungkapkan apresiasinya terhadap Menhan Austin atas kepemimpinannya dan solidaritasnya terhadap Israel,” bunyi pernyataan pemerintah Israel.

Dilaporkan sebelumnya, Iran akhirnya meluncurkan serangan ke Israel pada Minggu (14/4/2024) dini hari WIB setelah mengancam akan membalas serangan Tel Aviv terhadap konsulat Iran di Suriah hampir dua minggu lalu.

Ratusan rudal dan drone dilepaskan baik dari wilayah Iran, maupun proksinya ke arah Israel.

Baca Juga: Sekutu Israel Langsung Kutuk Serangan Iran, Beri Dukungan Penuh kepada Tel Aviv

Teheran melegitimasi serangannya ke Israel dengan Pasal 51 Piagam PBB.

“Dilakukan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah, tindakan militer Iran adalah respons terhadap agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus,” tutur perwakilan tetap Iran di PBB melalui media sosial X.

Menurutnya, persoalan mengenai serangan ke konsulat Iran itu bisa dianggap selesai dengan serangan ke Israel.

“Namun jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, reaksi Iran akan jauh lebih parah. Ini adalah konflik antara Iran dan rezim jahat Israel,” tambahnya.


 




Sumber : Al Jazeera


BERITA LAINNYA



Close Ads x