Kompas TV internasional kompas dunia

PBB Tuntut Penyelidikan Menyeluruh atas Laporan Banyaknya Kuburan Massal di Gaza

Kompas.tv - 23 April 2024, 12:01 WIB
pbb-tuntut-penyelidikan-menyeluruh-atas-laporan-banyaknya-kuburan-massal-di-gaza
Kerabat seorang warga Palestina, yang kehilangan nyawanya akibat serangan Israel, membawa jenazahnya dengan tandu saat tim Otoritas Pertahanan Sipil terus mengangkat jenazah-jenazah yang telah membusuk dan terpotong-potong dari bawah reruntuhan di Khan Yunis, Gaza, pada 21 April 2024. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

NEW YORK, KOMPAS.TV - PBB hari Senin, 22 April 2024, menyebut laporan kuburan massal di Gaza sangat mengkhawatirkan dan mendesak penyelidikan yang menyeluruh dan "kredibel" terhadap situs-situs di mana kuburan-kuburan itu ditemukan.

"Alasan lain, jika memang diperlukan, adalah untuk menyelidiki semua situs ini secara menyeluruh, dengan cara yang kredibel dan independen," ujar juru bicara Stephane Dujarric dalam konferensi pers ketika ditanya mengenai penemuan setidaknya 283 jenazah dari kuburan massal di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, bagian selatan Gaza.

Dujarric menegaskan perlunya gencatan senjata "untuk mengakhiri konflik" di Gaza, serta pentingnya memberikan akses yang lebih besar bagi pekerja kemanusiaan, melindungi rumah sakit, dan membebaskan para sandera.

Penemuan kuburan massal di halaman rumah sakit terjadi pada hari Sabtu setelah tentara Israel mundur dari kota tersebut pada tanggal 7 April, menyusul serangan darat selama empat bulan.

Pasukan Pertahanan Sipil Palestina di Jalur Gaza hari Senin mengumumkan telah menemukan 283 jenazah dari kuburan massal di dalam RS utama kota Khan Younis.

Area pemakaman di rumah sakit Nasser dibangun ketika pasukan Israel mengepung fasilitas tersebut bulan lalu. Saat itu, orang-orang tidak dapat mengubur jenazah di pemakaman dan menggali kuburan di halaman rumah sakit, demikian yang dikatakan oleh kelompok tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, departemen tersebut mengatakan bahwa total 283 jenazah telah ditemukan dari halaman rumah sakit sejak Jumat.

Baca Juga: Blinken Bantah AS Terapkan Standar Ganda Terkait Dugaan Pelanggaran HAM oleh Israel di Palestina

Seorang pria menangisi jenazah seorang anak yang terbunuh serangan Israel di Jalur Gaza. Foto diambil di Rumah Sakit Al-Aqsa, Deir Al Balah, Jalur Gaza, 9 April 2024. (Sumber: Abdel Kareem Hana/Associated Press)

Pertahanan sipil menyatakan beberapa jenazah adalah korban tewas selama pengepungan rumah sakit. Yang lainnya tewas ketika pasukan Israel melakukan serangan ke rumah sakit, juga bulan lalu.

Israel telah melancarkan serangan yang brutal terhadap Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober tahun sebelumnya, yang dilaporkan telah menewaskan hampir 1.200 orang, menurut pihak Tel Aviv.

Setidaknya 34.151 warga Palestina telah tewas sejak itu, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak, dengan 77.084 lainnya terluka. Ini terjadi di tengah kehancuran besar-besaran dan kekurangan parah bahan pokok.

Israel sendiri telah dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza.

Otoritas Kesehatan Palestina. Setidaknya 54 warga Palestina tambahan tewas dan 104 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir, saat Israel terus melancarkan serangannya terhadap Jalur Gaza yang terkepung, demikian yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan wilayah tersebut pada hari Senin.

"Pendudukan Israel melakukan lima pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menewaskan 54 warga sipil dan melukai 104 orang lainnya selama 24 jam terakhir," demikian pernyataan kementerian tersebut hari Selasa, 23/4/2024, "Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena penyelamat tidak dapat mencapainya," ujarnya.

Perang Israel terhadap Gaza telah mendorong 85% dari populasi wilayah tersebut menjadi pengungsi internal di tengah kekurangan akut makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur enklaf tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.



Sumber : Anadolu / Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x