WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump langsung membuat sejumlah gebrakan usai dilantik menjadi presiden pada Senin (20/1/2025). Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif yang sebagian di antaranya menimbulkan kontroversi.
Donald Trump pun menandatangani perintah eksekutif yang membatalkan 78 kebijakan Joe Biden, termasuk terkait perlindungan dari diskriminasi rasial dan gender.
Politikus Partai Republik tersebut juga membatalkan seluruh program bantuan luar negeri AS yang baru akan diresmikan setelah peninjauan selama 90 hari.
Sebelum acara penandatanganan perintah eksekutif di Gedung Putih, Senin (20/1), Trump menyebut langkahnya ini ditujukan untuk "mengembalikan Amerika sepenuhnya."
Baca Juga: Donald Trump Tak Yakin Gencatan Senjata Gaza Bisa Bertahan: Ini Bukan Perang Kami
Sejumlah perintah eksekutif Trump yang menarik perhatian adalah keluarnya AS dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Perjanjian Iklim Paris 2015, mengampuni seluruh penyerang gedung Capitol pada 6 Januari 2021, serta menghapus kebijakan afirmasi gender.
"Sejak hari ini, akan menjadi kebijakan resmi pemerintah AS bahwa hanya ada dua gender, laki-laki dan perempuan," kata Trump dikutip The Guardian.
Trump dilaporkan berencana meneken hampir 100 perintah eksekutif pada awal masa jabatannya. Berikut daftar sebagian perintah eksekutif Trump yang diteken pada hari pertama menjabat, Senin (20/1).
Donald Trump telah meneken perintah eksekutif tentang keluarnya AS dari WHO. Perintah eksekutif tersebut mesti mendapat persetujuan Kongres sebelum diberlakukan.
Trump menuduh WHO "merobek-robek" masyarakat AS dan salah menangani pandemi Covid-19 serta berbagai krisis kesehatan internasional.
Kalangan ilmuwan menyebut langkah Trump ini dikhawatirkan akan melemahkan mitigasi wabah yang berpotensi menjadi pandemi. Pasalnya, AS merupakan donor terbesar WHO dengan gelontoran uang mencapai ratusan juta dolar per tahun.
Donald Trump menuduh Perjanjian Iklim Paris 2015 "tidak adil" untuk Washington. Menurutnya, pengembangan energi baru-terbarukan pada era Biden pun sebatas "penipuan hijau."
Saat menjabat sebagai presiden pada 2017, Trump telah membawa AS mengundurkan diri dari perjanjian tersebut. Namun, AS kembali menjadi bagian perjanjian iklim pada era Joe Biden pada 2021.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.