TEPI BARAT, KOMPAS.TV - Usai berlakunya gencatan senjata, bantuan kemanusiaan mulai mengalir ke Jalur Gaza yang hancur akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Namun pada Selasa (21/1/2025), Israel meluncurkan operasi militer besar ke kota Jenin di Tepi Barat, wilayah Palestina lain yang didudukinya secara ilegal sejak 1967.
Serangan ini menewaskan sedikitnya sembilan warga Palestina dan menyebabkan sedikitnya 40 orang lainnya terluka.
Serangan terjadi saat gencatan senjata di Gaza yang mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025), memasuki hari ketiga.
Koordinator Kemanusiaan PBB di Gaza Muhannad Hadi mengatakan truk-truk bantuan dari PBB, pemerintah, dan sektor swasta telah tiba di Gaza dan tidak ada penjarahan besar yang dilaporkan.
Hampir 900 truk bantuan memasuki Gaza pada hari ketiga gencatan senjata. Jumlah itu jauh lebih tinggi dari 600 truk yang diminta dalam kesepakatan itu.
Hadi mengatakan kepada wartawan, itu adalah salah satu hari paling bahagia dalam 35 tahun karier kemanusiaannya, yaitu melihat warga Palestina di jalan-jalan menatap masa depan dengan penuh harapan.
Beberapa di antara mereka bahkan pulang ke rumah dan beberapa mulai membersihkan jalan.
Baca Juga: Panglima Militer Israel Mundur usai Gencatan Senjata, Akui Gagal Antisipasi Serangan 7 Oktober
Dalam pembicaraannya dengan keluarga-keluarga di dapur umum yang dikelola oleh Program Pangan Dunia (WFP) PBB dan di tempat-tempat lain, warga Gaza mengatakan kepadanya bahwa mereka memang membutuhkan bantuan kemanusiaan tetapi lebih ingin pulang, bekerja, dan mendapatkan uang.
"Mereka tidak suka kenyataan bahwa mereka bergantung pada bantuan kemanusiaan," kata Hadi, seperti dikutip dari The Associated Press.
Warga Palestina berbicara tentang keinginan mereka untuk melanjutkan pendidikan bagi anak-anak mereka.
Mereka juga mengatakan membutuhkan tempat berteduh, selimut, dan pakaian baru bagi perempuan karena mereka telah mengenakan pakaian yang sama selama lebih dari setahun.
Dia mengatakan pengiriman tenda diharapkan akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.
Hadi yang juga wakil koordinator PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengatakan PBB berharap untuk memulai program pemulihan, yang dimulai dengan program uang tunai untuk pekerjaan membersihkan berton-ton puing di Gaza.
Baca Juga: Donald Trump Tak Yakin Gencatan Senjata Gaza Bisa Bertahan: Ini Bukan Perang Kami
Namun, ia mengatakan PBB harus memastikan sistem perbankan beroperasi dan listrik kembali menyala.
Hadi mengatakan pelanggaran hukum dan penjarahan terjadi dalam situasi perang apa pun, tetapi dengan gencatan senjata di Gaza, PBB berharap hukum dan ketertiban dapat dipulihkan.
Sejak berlakunya gencatan senjata di Gaza, ia mengatakan beberapa anak melompat ke beberapa truk untuk mencoba mengambil makanan, dan beberapa lainnya mencoba mengambil air minum botolan.
"Dan mudah-mudahan, dalam beberapa hari, semua ini akan hilang begitu orang-orang Gaza menyadari bahwa kami memiliki bantuan yang cukup untuk semua orang," ujarnya.
Dilansir Al Jazeera, per 19 Januari 2025 pukul 18.30 WIB, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 46.913 orang termasuk 17.492 anak-anak.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.