Kompas TV internasional kompas dunia

Trump Ancam Putin, Bakal Berlakukan Sanksi Berat jika Rusia Tak Hentikan Perang di Ukraina

Kompas.tv - 23 Januari 2025, 11:01 WIB
trump-ancam-putin-bakal-berlakukan-sanksi-berat-jika-rusia-tak-hentikan-perang-di-ukraina
FILE - Dalam foto arsip tanggal 28 Juni 2019, Presiden Donald Trump, kanan, berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, selama pertemuan bilateral di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang. (Sumber: AP Photo/Susan Walsh, Arsip)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai main keras dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Trump mengancam Putin bahwa ia akan memberlakukan tarif tinggi dan sanksi berat jika Putin tak segera mengakhiri perangnya di Ukraina.

Trump menegaskan bahwa dengan mendorong kesepakatan mengakhiri perang, ia telah memberikan bantuan besar bagi Rusia dan Putin.

Baca Juga: Utusan PBB Pilihan Trump Anggap Israel Berhak atas Tepi Barat

Trump sendiri sebelumnya mengatakan ia akan menegosiasikan kesepakatan atas serangan skala penuh Rusia pada Februari 2022 dalam satu hari.

“Saya yang saya lakukan ke Rusia ekonominya sedang jatuh, dan Presiden Putin, adalah bantuan yang besar,” tulis Trump di media sosial Truth, Rabu (22/1/2025) dikutip dari BBC Internasional.

“Selesaikan sekarang dan hentikan perang konyol ini! Yang akan terjadi hanya semakin buruk. Jika kita tak sepakat, dengan segera, saya tak memiliki pilihan lain selain memberlakukan pajak, tarif dan sanksi atas apa yang dijual Rusia ke AS, berbagai negara berpartisipasi lainnya,” kata Trump.

Ia pun menambahkan pernyataannya di media sosial tersebut dengan jemawa,

“Mari kita selesaikan perang ini, yang tak akan dimulai jika saya presidennya! Kita bisa melakukannya dengan mudah, atau dengan cara sulit. Cara termudah lebih baik. Waktunya membuat kesepakatan,” katanya.

Rusia sendiri belum merespons pernyataan Trump, tetapi pejabat senior Rusia mengatakan hanya ada jendela kecil kesempatan bagi Moskow meraih kesepakatan dengan pemerintahan AS.

Putin sendiri berulang kali mengatakan bakal bernegosiasi untuk mengakhir perang.

Namun, hal itu hanya bisa tercapai jika Ukraina menerima kenyataan merelakan wilayahnya yang diduduki Rusia, yang mencapai sekitar 20 persen negara itu.

Ia juga menolak Ukraina diizinkan bergabung dengan NATO.

Baca Juga: Wamenlu Sebut Indonesia Tidak Bisa Terima Relokasi Warga Gaza: Rekonstruksi Bukan Kendala

Kiev sendiri tak ingin menyerahkan wilayahnya, meski Presiden Volodymyr Zelenskyy telah mengakui mungkin harus menyerahkan sebagian tanah yang saat ini diduduki Rusia.

Trump sendiri pada Selasa (21/1/2025) mengungkapkan bahwa ia akan segera berbicara dengan Putin.

Wakil Duta Besar Rusia di PBB Dmitry Polanskiy mengatakan bahwa Kremlin perlu tahu apa yang diinginkan Trump dalam kesepakatan untuk menghentikan perang, sebelum negara itu melangkah maju.




Sumber : BBC Internasional




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x