GAZA, KOMPAS.TV — Warga Palestina di Gaza merespons tegas pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyarankan agar mereka meninggalkan wilayah tersebut dan tinggal di tempat lain. Pernyataan itu disampaikan lebih dari seminggu setelah gencatan senjata rapuh antara kelompok militan Hamas dan Israel.
Trump, dalam komentarnya di pesawat kepresidenan Air Force One, menyarankan agar Gaza “dibersihkan” dan populasinya dipindahkan ke Mesir atau Yordania.
“Saya ingin Mesir menerima mereka, dan saya ingin Yordania menerima mereka,” kata Trump.
Baca Juga: Hamas Klaim Menang dengan Kembalinya Warga Palestina ke Gaza Utara: Rencana Pengusiran Israel Hancur
“Kita bisa membangun perumahan di lokasi lain di mana mereka mungkin bisa hidup damai untuk pertama kalinya.”
Namun, usulan tersebut langsung ditolak oleh Mesir dan Yordania, yang menegaskan pentingnya hak rakyat Palestina atas tanah air mereka.
Liga Arab bahkan menyebut komentar Trump sebagai bentuk “pembersihan etnis.”
Selama perang Hamas-Israel 15 bulan terakhir, lebih dari 90 persen populasi Gaza, yang mencapai 2,3 juta jiwa, telah mengungsi menurut perkiraan PBB.
Hampir 60 persen bangunan di wilayah tersebut hancur atau rusak parah, berdasarkan analisis citra satelit oleh para akademisi di AS.
Setelah gencatan senjata dimulai pada 19 Januari lalu, warga Gaza yang sebelumnya dipaksa mengungsi ke wilayah selatan kini diizinkan kembali ke utara, yang sebelumnya berada di bawah pengepungan Israel. Namun, kondisi di wilayah utara penuh dengan reruntuhan.
"Pemandangan orang-orang yang kembali ke tanah air mereka merupakan pesan yang kuat, khususnya sebagai respons terhadap Trump," kata Ali Hassouna, seorang penduduk Gaza, dikutip dari The National News.
"Orang-orang ini sepenuhnya menyadari bahwa mereka kembali ke reruntuhan dan kehancuran, namun mereka bersikeras mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia: ketika Anda memiliki klaim yang sah atas sesuatu, tidak seorang pun – baik Amerika maupun Israel – dapat mengambilnya," tegasnya.
Sumber : The National News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.