Kompas TV internasional kompas dunia

Macron: Trump Tak Boleh Lemah di Hadapan Putin

Kompas.tv - 21 Februari 2025, 23:05 WIB
macron-trump-tak-boleh-lemah-di-hadapan-putin
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

PARIS, KOMPAS.TV — Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak boleh bersikap lemah di hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pernyataan ini ia sampaikan menjelang pertemuannya dengan Trump di Washington pada Senin (24/2/2025) mendatang.

Macron menekankan bahwa kepentingan Amerika Serikat dan Eropa harus selaras dalam menghadapi Rusia, terutama dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

Dalam sesi tanya jawab di media sosial pada Kamis (20/2/2025), Macron mengungkapkan bahwa dirinya akan menyampaikan pesan langsung kepada Trump.

Baca Juga: Trump Sebut Zelenskyy Pilih Tidur saat Menkeu AS Kunjungi Ukraina

"Anda tidak boleh lemah di hadapan Presiden Putin. Itu bukan karakter Anda, bukan citra Anda, dan tidak sesuai dengan kepentingan Anda," ujar Macron dikutip dari The Associated Press.

"Lalu, bagaimana Anda bisa dipercaya di hadapan Tiongkok jika Anda lemah di hadapan Putin?" tambahnya.

Pernyataan Macron muncul di tengah kekhawatiran sekutu Eropa atas pernyataan Trump yang cenderung sejalan dengan narasi Rusia dan rencana negosiasi langsung dengan Moskwa. 

Namun, Macron menilai strategi Trump dalam menciptakan ketidakpastian bisa menjadi keuntungan bagi Barat.

"Putin tidak tahu apa yang akan dilakukan Trump. Ia menganggap Trump bisa melakukan apa saja," kata Macron. 

"Ketidakpastian ini justru bisa menguntungkan kita dan Ukraina," imbuhnya.

Macron menegaskan bahwa ia akan berusaha meyakinkan Trump bahwa kepentingan AS dan Eropa sejalan. 

"Jika Anda membiarkan Rusia menguasai Ukraina, Rusia akan semakin sulit dihentikan," ujarnya.

Macron menegaskan bahwa perdamaian yang diinginkan bukan sekadar gencatan senjata yang berarti Ukraina menyerah. 

Baca Juga: Putin Ngaku Tak Sabar Ingin Bertemu Trump: Kami Sudah Lama Tidak Bertemu

Ia mengingatkan bahwa langkah tersebut berisiko mendorong Rusia untuk bergerak lebih jauh.

"Kami ingin perdamaian. Tetapi, kami tidak ingin gencatan senjata yang berarti Ukraina menyerah, karena itu berbahaya," kata Macron. 

"Dan kami tahu itu akan membuat Rusia bertindak lebih jauh. Kami telah mengalaminya," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Macron juga menanggapi seruan Trump agar negara-negara Eropa meningkatkan belanja pertahanan. 

"Sebagai orang Eropa, kita memang harus meningkatkan upaya militer kita," tutur pemimpin Prancis itu.

Terkait kemungkinan pengiriman pasukan Prancis ke Ukraina, Macron kembali menegaskan bahwa ia tidak akan mengirim tentara untuk berperang.

Namun, ia membuka kemungkinan kehadiran pasukan dalam misi keamanan setelah kesepakatan damai tercapai.

"Kami tidak mengesampingkan, dalam kerangka kerja yang direncanakan bersama sekutu kami, kemungkinan memiliki pasukan yang, setelah perdamaian dinegosiasikan, dapat berkontribusi dalam menjamin keamanan Ukraina," pungkas Macron.

Baca Juga: Trump Frustasi Hadapi Zelenskyy, Presiden Ukraina: Saya Tak Bisa Jual Negara


 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x