Baca Juga: Info Berantai soal Indonesia Alami Gelombang Panas Tak Benar, Ini Penjelasan BMKG
Penjelasan BMKG
Kabid Diserminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko menegaskan, tidak benar gelombang panas sedang terjadi di Indonesia.
"Berita yang beredar ini tentu tidak tepat, karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas," kata Hary dikutip dari Kompas.com, Sabtu (14/11/2020) siang.
Hary menjelaskan, gelombang panas dalam ilmu klimatologi didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi.
Sehingga, untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik.
"Misalnya 5 derajat celsius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut," katanya lagi.
Jika suhu maksimum tersebut terjadi terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama, lanjut dia, maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas.
Baca Juga: Fenomena Cuaca Panas Gerah di Jabodetabek Belakangan, Ada Apa?
Suhu Tertinggi
Hary menambahkan, gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari.
Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhunya meningkat.
Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut.
Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, imbuhnya, maka semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.
"Saat ini, berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir," tuturnya.
Tercatat, suhu di atas 36 derajat celsius di Bima, Sabu, dan Sumbawa pada 12 November 2020, dengan suhu tertinggi tercatat di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima, mencapai 37,2 derajat celsius.
"Namun, catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di bulan November," ungkap Hary.
Hary memaparkan, suhu maksimum yang meningkat dalam beberapa hari ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
Masyarakat yang berkeinginan memperoleh informasi terkait perubahan iklim dapat mengaksesnya melalui situs resmi BMKG, media sosial resmi BMKG, call center 021-654318, aplikasi BMKG, atau langsung datang ke kantor BMKG terdekat.
Baca Juga: Cuaca Panas Bikin Gerah, Ternyata Beberapa Wilayah di Indonesia Sudah Masuk Musim Kemarau
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.