Kompas TV nasional hukum

Benny Mamoto Akui Ikut Jadi Korban Irjen Ferdy Sambo Lewat Rilis Kapolres Jaksel

Kompas.tv - 12 Agustus 2022, 05:32 WIB
benny-mamoto-akui-ikut-jadi-korban-irjen-ferdy-sambo-lewat-rilis-kapolres-jaksel
Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto menjawab penilaian publik terkait pernyataan tidak ada kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J dalam program Rosi KOMPAS TV, Kamis (11/8/2022). (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto angkat bicara terkait pernyataannya soal tidak ada kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Pernyataan Benny tersebut kembali diputar dan menjadi viral di media sosial. Bahkan Kompolnas menjadi bulan-bulanan karena dituding membela Sambo.  

Namun Benny mengaku sangat jengkel dan marah kepada Irjen Ferdy Sambo pembuat cerita baku tembak hingga ikut menjadi korban skenario. 

Baca Juga: Dinilai Tak Profesional dalam Kasus Tewasnya Brigadir J, Benny Mamoto Didesak Mundur dari Kompolnas

"Kalau bicara marah saya marah sekali, karena bagaimanapun saya terdampak dalam masalah ini. Saya lebih marah lagi kepada yang menyusun skenario ini. Karena banyak korban yang ditimbulkan dari peristiwa ini," ujarnya saat dialog di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (11/8/2022).

Benny menjelaskan saat kasus ini mencuat, Kompolnas mengklarifikasi ke Polres Jakarta Selatan yang menangani kasus tersebut.

Ia bersama anggota Kompolnas Poengky Indarti ditemui langsung oleh Kapolres Jaksel Kombes Budhi Herdi Susianto dan Kasat Reskrim Polres Jaksel AKBP Ridwan Soplanit.

Di sana Benny mendapat penjelasan terkait baku tembak Brigadir J dengan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo hingga mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia. Termasuk dijelaskan mengenai latar belakang baku tembak tersebut.

Baca Juga: Ketua Harian Kompolnas: Saya Mengutip Sumber Resmi, soal Rilis Tidak Benar Itu Risiko Saya

Penjelasan Kapolres dan Kasat Reskrim itu jugalah yang dirilis ke media dan Divisi Humas Polri juga menggunakan keterangan yang sama.

Namun setelah tim khusus melakukan penyelidikan ditemukan fakta tidak ada baku tembak, melainkan penembakan terhadap Brigadir J yang dilakukan Bharada E menggunakan senjata api Bripka Ricky Rizal atas perintah Irjen Ferdy Sambo. 

Irjen Sambo juga sengaja menembakkan senjata Brigadir J ke tembok agar seolah-olah terjadi peristiwa baku tembak.

Baca Juga: Ferdy Sambo Akui Beri Informasi Tak Benar terkait Kematian Brigadir J

"Sumbernya Kapolres yang saya tahu integritasnya, rekam jejaknya maka saya percaya. Kalau Kapolres itu sudah ada catatan yang enggak-enggak saya meragukan," ujar Benny. 

"Saya berharap informasi yang lebih lengkap dari orang yang menangani ini yang notabene mendengar saksi dan olah TKP dan sebagainya. Tetapi ternyata dia bagian dari skenario, yang buat saya jadi korban," sambung Benny. 


 

Kewenangan terbatas

Benny menyatakan Kompolnas memiliki kewenangan terbatas dalam proses pengawasan. 

Baca Juga: Terkuak, Rencana Pembunuhan Brigadir J Sudah Dirancang Irjen Ferdy Sambo sejak di Magelang

Pihaknya tidak bisa melakukan penyelidikan sendiri terkait kasus yang dinilai memiliki kejanggalan.

Jika Kompolnas memiliki kewenangan tersebut maka langkah yang dilakukan yakni infestigasi sendiri.

"Kami tidak seperti Komnas HAM, langsung panggil ahli dan seterusnya untuk mendengar langsung dari sumbernya, kami tidak bisa. Yang ada di kami klarifikasi kepada yang menangani, hasilnya bagaimana kita sampaikan ke pengadu untuk ditanggapi," ujar Benny

Itu yang ada di kami yang kami lakukan. Jadi fungsi pengawasan kami beda dengan Komnas HAM. Ketika nanti diberikan kewenangan penyelidikan langkah kami lain, nggak mau dengar turun sendiri," imbuhnya. 

Baca Juga: Motif Pembunuhan Brigadir J Disebut Sensitif, Kompolnas: Tidak Perlu Dibuka Vulgar ke Publik

Tidak Ada Niat

Benny menambahkan, tidak ada niat untuk memberikan informasi sesat kepada masyarakat. 

Sebab sumber pertama yang dimintai klarifikasi dari kasus ini adalah kepolisian, bukan dari media sosial dan pihak lain.

Namun dia tidak menyangka bahwa informasi yang diberikan merupakan skenario Irjen Sambo untuk menutupi kematian Brigadir J.

Baca Juga: Kala Benny Mamoto Tersenyum Ditanya Tanggapannya Soal Kapolda Metro Peluk Ferdy Sambo

Benny merasa tidak adil jika dirinya harus ikut bertangung jawab dengan skenario yang dibuat oleh Irjen Sambo.

"Saya dibohongi dan saya tidak bermaksud membohongi publik. Kalau kegaduhan ini dianggap gara-gara saya, saya mohon maaf. Saya memaklumi kemarahan itu tetapi itu bukan niat saya," ujar Benny.
 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x