Kompas TV nasional rumah pemilu

Begini Analisis Litbang Kompas soal Suara PPP Terus Menurun: Alarm untuk Pemilu 2024

Kompas.tv - 25 Agustus 2022, 15:12 WIB
begini-analisis-litbang-kompas-soal-suara-ppp-terus-menurun-alarm-untuk-pemilu-2024
Ketum PPP Suharso Monorfa memakai seragam PPP. (Sumber: kompas.com/Acep Najmudin)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Purwanto

Dalam analisis itu juga disebutkan, meskipun dalam sejarah PPP  adalah hasil fusi dari sejumlah partai Islam,

Sebagai informasi PPP lahir 5 Januari 1973 hasil fusi dari Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).

Namun, pasca reformasi, PPP juga harus berkompetisi, tidak hanya dengan partai-partai berbasis nasionalis, namun juga partai-partai berbasis massa Islam lainnya

"Total suara untuk partai Islam pada Pemilu 2019 sebesar 30,05 persen akan diperebutkan banyak partai berbasis pemilih Islam dalam Pemilu 2024," tulisan dalam analisis itu. 

Baca Juga: Duduk Perkara Suharso Monoarfa Didesak Mundur, Imbas Pidato Amplop Kiai dan Elektabilitas PPP

Dalam analisis itu juga dijelaskan, jika sebelumnya hanya diperebutkan oleh PPP, PAN, PKB, PKS, dan PBB sebagai partai yang berbasis massa Islam, pada Pemilu 2024 paling tidak ada beberapa partai lain yang jadi saingan PPP. 

Ada tambahan dari Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) yang didirikan oleh sejumlah mantan elite PKS, seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah.

Selain itu, juga hadir Partai Ummat yang dibentuk Amien Rais. Jika lolos verifikasi administrasi dan verifikasi faktual, kedua partai tersebut akan menambah sengit perebutan massa Islam di pemilu mendatang.

"Tak dapat dimungkiri di antara partai Islam itu akan saling menggerus satu sama lain untuk memperebutkan suara pemilih Islam yang secara ”ideologis” bisa jadi tidak sampai separuh dari pemilih di pemilu.

"Kondisi ini tentu semakin memperberat langkah PPP untuk bertahan di jajaran partai politik parlemen pusat.

Di sisi lain, partai berlambang Kabah ini juga menghadapi tantangan berkurangnya basis massa yang mengalami tren penurunan cukup tajam dalam setiap perhelatan pemilu.

Hingga Pemilu 2019, tak ada satu pun wilayah yang dimenangi PPP.

"Daerah yang dahulu pernah menjadi wilayah kemenangannya, seperti Aceh dan sebagian Jawa Timur, gagal dipertahankan sebagai lumbung suara partai ini," terang dia. 




Sumber : kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x