Kompas TV nasional kesehatan

Untuk Pertama Kalinya, Indonesia Punya Obat Pendeteksi TBC yang Bisa Diakses Pasien BPJS

Kompas.tv - 8 Oktober 2022, 08:50 WIB
untuk-pertama-kalinya-indonesia-punya-obat-pendeteksi-tbc-yang-bisa-diakses-pasien-bpjs
Ilustrasi penyakit Tuberculosis (TBC). (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Gading Persada

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Menurut data Kementerian Kesehatan, diduga 824 ribu orang di Indonesia menderita penyakit Tuberculosis (TBC). 

Prof Achmad Hussein S Kartamihardja, Peneliti Kedokteran Nuklir RS Hasan Sadikin Bandung, mengatakan sampai saat ini kasus TB masih cukup tinggi di Indonesia bahkan dunia.

“TB ini bisa di paru tapi bisa di luar paru. Pasien klinis seperti TBC selama ini diagnosa melalui dahak atau air liur dan membutuhkan waktu yang cukup lama hasilnya, bisa 5-7 hari bahkan dua minggu. Inilah yang membuat kami berusaha menciptakan obat diagnosa dengan akurasi tinggi dan waktu hasil lebih cepat,” ungkapnya kepada awak media di Yogyakarta, Jumat (7/10/2022).

TB-Scan sebagai obat inovasi anak bangsa ini berguna untuk membantu dalam mendeteksi penyakit Tuberculosis paru-paru, maupun ekstraparu. Serta merupakan produk genuin Indonesia yang belum ada di negara lain.

Para peneliti BRIN menurut Prof Hussein berhasil melabel bakteri TBC dan sukses melakukan berbagai tahapan termasuk ujicoba binatang, orang normal sampai ke pasien dengan hasil akurasi lebih dari 90 persen.

Baca Juga: Jepang Berminat Tingkatkan Sertifikasi Halal Obat dan Alat Kesehatan dengan Indonesia

“Terobosan penting untuk dunia medis Indonesia. Saat ini izin edar sudah keluar dan kami berharap bisa membantu lebih baik proses pengobatan pasien TB. Proses kerja obat ini cepat, hanya butuh waktu 4 jam untuk diagnosa, termasuk di luar paru misalnya tulang punggung, selaput otak atau ginjal. Ini kebanggaan bagi kita sebagai bangsa Indonesia yang bisa diekspor keluar. Ini juga masuk ke e-katalog dan bisa diakses untuk pasien BPJS,” jelasnya.

Untuk pertama kalinya, akhirnya Indonesia memiliki obat pendeteksi TBC yang bernama TB-Scan yang bisa dibeli oleh pasien BPJS. (Sumber: Kompas.TV/Kiki Luqman)

Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka dan Biodosimetri (PRTRRB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Tita Puspitasari menambahkan, TB-Scan memiliki tingkat akurasi, sensitivitas, spesifitas, positive predictive value dan negative predictive value yang baik.

Hal tersebut membuatnya dapat dijadikan pilihan terbaik bagi para tenaga medis untuk membantu mendeteksi dan menentukan lokasi Extrapulmonary TB dan Pulminary TB yang ada dalam tubuh manusia.

“Kit ini bisa digunakan oleh anak-anak maupun dewasa karena bersifat non-invasive diagnostic. Akurasinya mencapai lebih dari 90 persen,” ujarnya.

Ia menjelaskan, obat yang dimasukkan pada pasien melalui injeksi ini bisa menempel pada bakteri TB dan hanya membutuhkan waktu 4 jam untuk memastikannya.


“Jadi tidak lama, obat ini akan menempel pada bakteri TB dan menunjukkan letaknya. Satu jam menempel, kalau diamati lagi empat jam kemudian masih menempel, berarti itu bakteri TB, tidak yang lain,” ungkapnya lagi.

Sementara, Dr Jasmine Karsono, Direktur Pemasaran, Riset dan Pengembangan Kimia Farma menyampaikan pihaknya mengapresiasi capaian luar biasa anak bangsa yang tertuang obat ini,

Kimia Farma menurut Jasmine antusias dengan temuan peneliti Indonesia terlebih saat ini penyakit TB masih menjadi persoalan baik di dalam maupun luar negeri.

“Kita sangat bangga dan mengapresiasi karya anak bangsa produk kit TB-Scan sebagai produk inovasi kit radiofarmaka pertama di Indonesia untuk deteksi TB," sambung dia.

Baca Juga: Tersenyum karena Bahagia atau Tersenyum Pura-Pura ? Ini Lima Manfaat Tersenyum bagi Kesehatan



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x