Kompas TV nasional peristiwa

3 Keanehan Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Hidup Mati Bersama Mayat hingga Jual Isi Rumah

Kompas.tv - 23 November 2022, 15:17 WIB
3-keanehan-kasus-satu-keluarga-tewas-di-kalideres-hidup-mati-bersama-mayat-hingga-jual-isi-rumah
Tim Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri melakukan olah tempat kejadian perkara kasus satu keluarga yang meninggal di Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (14/11/2022). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Ternyata Suami Istri Sudah Meninggal Sejak Mei

Tanpa sepengetahuan Dian, salah satu pegawai koperasi simpan pinjam itu lalu menyalakan senter di ponselnya. Ia pun dikejutkan dengan kondisi Reni Margareta yang ternyata sudah jadi mayat.

"Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahuakbar, ini sudah mayat, pada tanggal 13 Mei," ujar Hengki.

Kepada pegawai koperasi yang kaget itu, kata Hengki, Dian sempat mengatakan bahwa ibunya yang terbaring di tempat tidur itu masih hidup.

Bahkan, Dian mengaku masih memberikan ibunya minum berupa susu hingga setia menyisiri rambut jenazah ibunya yang mulai rontok.

Jual Isi Rumah

Keanehan berikutnya ialah adanya upaya Budyanto yang menjual barang-barang isi rumah tersebut. Selain menjual mobil Honda Brio, Budiyanto juga menjual barang-barang elektronik lainnya. 

Hengki menjelaskan, tim penyidik kepolisian menemukan adanya bukti digital komunikasi dari salah satu penghuni untuk menjual sejumlah barang dari rumah tersebut.

Baca Juga: Diungkap Polisi, Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Ternyata Punya Anak Selain Dian

"Salah satu penghuni, ternyata yang bersangkutan pernah menghubungi salah satu nomor, ini terkait dari penjualan barang-barang yang ada di rumah," ujar Hengki.

"Apakah itu mobil, kendaraan, kemudian penjualan AC, kulkas, blender, hingga TV."

Pihak kepolisian juga telah melacak dan memintai keterangan kepada pihak pembeli barang-barang tersebut.

Atas dasar keterangan dan temuan penyidik itulah, kata Hengki, maka penyebab kematian satu keluarga tersebut bukanlah karena perampokan.

Pesan Emosi di Ponsel Korban

Keanehan lainnya ialah polisi menemukan bahwa dua dari keempat anggota keluarga tersebut saling berkirim pesan lewat ponsel. 

Hengki mengungkapkan dalam pesan tersebut banyak mengandung kata-kata tentang emosi dan bersifat negatif. Pesan itu diketik dengan susunan kalimat yang tertata. 

"Kata-katanya sangat rapi, terlihat berpendidikan, ada Bahasa Inggris di sela-sela tulisan tersebut," ujar Hengki.

"Jadi belum dapat disimpulkan, lagi di analisis tim ahli dari psikologi forensik."

Baca Juga: Belatung Jadi Petunjuk Baru buat Polisi Ungkap Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x