Kompas TV nasional hukum

Buntut Kasus Anak Rafael Alun Trisambodo, Wapres Khawatir Rakyat Tidak Percaya Bayar Pajak

Kompas.tv - 24 Februari 2023, 17:39 WIB
buntut-kasus-anak-rafael-alun-trisambodo-wapres-khawatir-rakyat-tidak-percaya-bayar-pajak
Wakil Presiden Maruf Amin di Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Sabtu (4/2/2023). (Sumber: ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Edy A. Putra

MAMUJU, KOMPAS.TV - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin khawatir masyarakat jadi tidak percaya untuk membayar pajak karena kasus anak pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Rafael Alun Trisambodo, yang punya gaya hidup mewah.

Mario Dandy Satriyo, putra Rafael, menjadi tersangka kasus penganiayaan. Selain kasus penganiayaannya, yang menjadi sorotan publik adalah gaya hidup mewahnya. Mario kerap mengunggah aktivitasnya menunggangi motor gede (moge) Harley Davidson dan mobil Jeep Rubicon di media sosial.

Menurut Wapres, kasus tersebut bisa menimbulkan anggapan di tengah masyarakat bahwa pajak yang warga bayarkan justru digunakan untuk kepentingan pegawai-pegawai DJP.

"Jangan sampai ada ketidakpercayaan masyarakat, terutama mereka yang membayar pajak, kemudian mereka menjadi ada ketidakpercayaan, 'Pajak saya digunakan untuk kepentingan orang per orang,'" kata Ma'ruf di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (24/2/2023), dikutip dari Kompas.com.

Katanya, pajak yang dibayarkan publik harus dipastikan digunakan untuk melayani masyarakat, baik itu di sektor pendidikan, infrastruktur, dan bantuan sosial.

Ia juga mendukung sikap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang mengecam gaya hidup mewah pegawai-pegawainya.

"Kepercayaan itu penting. Karena itu, kalau ada (pejabat bermewah-mewahan), saya kira tindakan Bu Menteri tepat sekali," ujar Wapres.

Ma'ruf kemudian menekankan agar seluruh pejabat publik dari tingkatan teratas hingga ke bawah, mesti menunjukkan gaya hidup yang sederhana.

Baca Juga: Kampus Prasetiya Mulya Resmi DO Mario Dandy Satriyo Anak Pejabat Ditjen Pajak Penganiaya David

"Saya kira tindakan Bu Menteri itu sudah benar ya. Kalau ada pejabat yang memamerkan, hidup hedonis, itu perlu diingatkan ya," kata Ma'ruf.

Sebelumnya diberitakan pemuda bernama David, anak salah satu pengurus pusat GP Ansor, menjadi korban penganiayaan oleh pengemudi mobil Jeep Rubicon bernama Mario Dandy Satriyo.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihak kepolisian telah menangkap Mario usai melakukan aksi penganiayaan terhadap David.

"Tersangka MD (Mario Dandy) telah ditahan,” kata Kapolres Metro Jaksel Kombes Ade melalui keterangan resminya di Jakarta pada Rabu (22/2/2023).

Tindakan ini mengakibatkan korban sampai masuk ICU dan mengalami koma. Kisah ini pun viral di media sosial.

Aksi penganiayaan dilakukan Mario bermula saat mantan pacar David berinisial A, mengadu kepada Mario jika dirinya mendapat perlakuan kurang baik.

Setelah kasusnya viral, gaya hidup mewah Mario juga jadi perhatian publik.

Mobil Jeep mewah yang harganya berkisar Rp1,5 miliar juga belakangan diketahui menggunakan nomor pelat palsu. Pajak kendaraan juga belum dibayar.

Gaya hidup mewah pejabat Ditjen Pajak ini bahkan menjadi atensi khusus Menkeu Sri Mulyani.

Baca Juga: PPATK Laporkan Transaksi "Aneh" Rafael ke KPK Sejak 2012, Tapi Belum Ditindaklanjuti

Respons Sri Mulyani

 

Sri Mulyani secara tegas menyatakan pegawai-pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak boleh mengkhianati kepercayaan masyarakat.

Dia juga menyoroti anggota Kemenkeu yang memiliki gaya hidup mewah dan menimbulkan sebuah persepsi negatif dan erosi kepercayaan masyarakat terhadap kementeriannya.

"Jajaran Kemenkeu yang punya gaya hidup mewah sudah membuat persepsi negatif dan erosi kepercayaan terhadap Kemenkeu dan Ditjen Pajak. Menimbulkan pertanyaan dari masyarakat soal dari mana sumber kemewahan itu diperoleh," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers yang ditayangkan Kompas TV, Jumat (24/2/2023).

Dia mengatakan tindakan pamer harta seperti itu merupakan bentuk pengkhianatan dan mencederai jajaran Kemenkeu.

"Pengkhianatan yang dilakukan siapapun di dalam Kementerian Keuangan adalah pengkhianatan kepada seluruh jajaran di Kementerian Keuangan yang sudah bekerja baik, bekerja jujur dan bekerja profesional," ujarnya.


 




Sumber : Kompas TV, Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x