Kompas TV nasional peristiwa

Indeks Kualitas "Tidak Sehat" Jadi Sorotan, Apa Penyebab Sebenarnya Polusi di Udara DKI Jakarta?

Kompas.tv - 21 Agustus 2023, 08:08 WIB
indeks-kualitas-tidak-sehat-jadi-sorotan-apa-penyebab-sebenarnya-polusi-di-udara-dki-jakarta
Polusi udara. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan, efek pencemaran udara semakin meningkat di Jakarta, karena disebabkan angin muson timur yang membawa masa udara kering dari Benua Australia menuju Benua Asia. (Sumber: Antara)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Selama beberapa hari terakhir, kualitas udara di Ibu Kota, Jakarta, telah memasuki kategori buruk hingga tidak sehat. Pada Senin pagi (21/8/2023) per 06.00 WIB, indeks kualitas udara DKI Jakarta di IQAir mencapai angka 162, menempati posisi kelima terburuk di dunia.

Posisi pertama ditempati oleh Doha, Qatar, dengan indeks 182. Seattle, Amerika Serikat, berada di posisi kedua dengan indeks 178, sementara Lahore, Pakistan, menduduki posisi ketiga dengan indeks 167.

Penyebab polusi udara di DKI Jakarta terutama berasal dari konsentrasi PM2.5 (Particulate Matter). Konsentrasi PM2.5 di Jakarta mencapai 14,6 kali lipat dari nilai yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Tergolong "Tidak Sehat", Terburuk Ke-5 Sedunia

Sebagaimana dilaporkan Kompas.com, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan sektor transportasi menjadi penyumbang polusi udara terbesar dengan 44 persen, diikuti oleh sektor industri (31 persen), manufaktur (10 persen), perumahan (14 persen), dan komersial (1 persen).

Berdasarkan kondisi ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah untuk mengurangi emisi kendaraan dengan menerapkan sistem work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) mulai 21 Agustus hingga 21 Oktober 2023.

Namun, di samping polusi yang timbul dari kendaraan bermotor, kehadiran pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batubara juga ikut berperan dalam menghasilkan emisi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Baca Juga: Sebagian ASN di Jakarta Wajib WFH Mulai Hari Ini Demi Tekan Polusi Udara, Begini Kata PJ Gubernur

Ada sekitar 16 PLTU berbasis batu bara yang terletak tidak jauh dari Jakarta. Dari jumlah tersebut, 10 PLTU berada di Banten dan enam PLTU lainnya berlokasi di Jawa Barat.

Kepala Divisi Pengendali Lingkungan Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) Fajri Fadhillah menjelaskan bahwa PLTU menjadi sumber polusi yang perlu diperhatikan.

Meskipun PLTU memiliki cerobong tinggi untuk menyebarkan emisi, polutan yang dihasilkan tetap tersebar dalam berbagai arah sesuai dengan kondisi meteorologis dan geografis.

Baca Juga: WFH Bagi Karyawan Swasta di Jakarta Bersifat Imbauan, Pj Gubernur Heru Budi: Atur Masing-masing

"Emisi yang tersebar itu bukan hilang, tapi terbawa ke banyak arah tergantung kondisi meteorologis dan geografis tadi," ungkap Fajri. 


 

Fajri juga menekankan bahwa emisi yang tersebar tidak hilang, tetapi tetap mempengaruhi kualitas udara di sekitarnya, bahkan hingga jarak di atas 100 kilometer dari sumbernya.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x