Kompas TV nasional rumah pemilu

Pengamat: Dukungan Jokowi ke Prabowo Berdampak Positif tapi Jadi Negatif saat Gibran Bacawapres

Kompas.tv - 6 November 2023, 21:04 WIB
pengamat-dukungan-jokowi-ke-prabowo-berdampak-positif-tapi-jadi-negatif-saat-gibran-bacawapres
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Senin (6/11/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV Endorsement (dukungan) yang diberikan oleh Presiden RI Joko Widodo berdampak positif pada elektabilitas Prabowo Subianto, namun justru menjadi negatif setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi bacawapres.

Penjelasan itu disampaikan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Senin (6/11/2023).

“Di sini sebetulnya betul, endorsement Pak Jokowi itu berimplikasi positif kepada Pak Prabowo,” jelasnya.

Tetapi, lanjut Yunarto, ketika endorsement yang diberikan tersebut ada pada tataran offside dengan menempatkan Gibran yang merupakan putra Jokowi sebagai bacawapres dengan proses kontroversial, maka dampaknya justru negatif.

Baca Juga: Kata Gibran Soal Putusan MKMK untuk Anwar Usman Cs Pengaruhi Status Cawapres-nya

“Tetapi, ketika endorsement ini ada pada tataran offside, menempatkan anaknya sendiri sebagai cawapres dan melalui proses yang dianggap kontroversial berbau nepotisme karena melalui gugatan MK yang ketuanya adalah ipar Pak Jokowi dan paman dari Mas Gibran sendiri, efeknya justru negatif,” imbuhnya.

Yunarto kemudian menjelaskan, berdasarkan hail survei pada September-Oktober 2023, elektabilitas Prabowo meningkat.

“Tetapi kemudian ketika muncul sebuah fakta bahwa tidak hanya berhenti pada endorsement tetapi menempatkan anaknya menjadi cawapres Pak Prabowo, akhirnya baik Pak Prabowo maupun Pak Jokowi kemudian mendapatkan serangan negatif,” tuturnya.

Dalam dialog terebut, Yunarto juga menjelaskan, hasil survei terkini Charta Politika yang dilakukan tanggal 26 sampai 31 Oktober 2023.

Survei itu, kata Yunarto, belum menggapai peristiwa-peristiwa yang belakangan menarik dibicarakan sampai hari ini, termasuk putusan MK terkait usia capres-cawapres.

“Ada fakta menarik memang kalau kita lihat simulasi tiga nama sebetulnya stagnan, tidak ada perubahan besar,” jelasnya.

“Kecenderungan Ganjar atau Ganjar-Mahfud dalam simulasi pasangan dengan Prabowo dan Prabowo-Gibran itu cenderung memang berimbang dalam selisih margin of error,” katanya.

Tapi, menurutnya, ada hal yang menarik jika melihat hasil survei untuk simulasi head to head, yang pada survei tanggal 13 sampai 17 Oktober elektabilitas Prabowo unggul selisih 9,8 persen dari Ganjar.

“Selisih dalam head to head dengan Mas Ganjar itu cukup jauh, unggul selisih 9,8 persen,” tuturnya.

“Tapi ketika kemudian kita lihat dalam data 26 sampai 31 Oktober, selisihnya mengecil jadi 3,4 persen,” jelasnya.

Baca Juga: Yunarto: Bentuk 'Endorsement' Jokowi Bisa Berbuah Positif Pada Prabowo, Tetapi...

Artinya, kata Yunarto, ada korelasi linier dari data-data yang dilihat dalam sosial media monitoring, terkait dengan sentimen mahkamah keluarga atau isu politik dinasti.

“Ternyata betul bahwa keberadaan Mas Gibran di level persepsi menjadi bandul pemberat bagi Pak Prabowo,” ungkapnya.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x