Kompas TV olahraga sepak bola

Rusuh Suporter di Gresik, Save Our Football: Ini Terjadi karena Tak Ada Penegakan Regulasi Jelas

Kompas.tv - 20 November 2023, 22:11 WIB
rusuh-suporter-di-gresik-save-our-football-ini-terjadi-karena-tak-ada-penegakan-regulasi-jelas
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali. (Sumber: Save Our Soccer)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Insiden rusuh suporter dengan polisi dan dibalas dengan penembakan gas air mata kembali terjadi. Kerusuhan itu terjadi setelah pertandingan lanjutan kompetisi Liga 2 antara Gresik United vs Deltras Sidoarjo di Stadion Gelora Joko Samudra, Gresik, Jawa Timur Minggu (19/11) kemarin.

Insiden yang mengakibatkan korban berjatuhan di kedua bela pihak itu langsung menjadi trending topik di dunia sepak bola Indonesia. 

Apalagi dampaknya terus meluas, bahkan wacana saling menyalahkan dan menghakimi mendominasi ruang komentar di media sosial. 

Koordinator Save Our Football Akmal Marhali menyampaikan pasca tragedi Kanjuruhan yang memakan korban, masih banyak ditemukan kasus ricuh di dunia sepak bola Indonesia dan diperparah dengan polisi masih menggunakan gas air mata untuk meredam kerusuhan, meski sudah ada undang-undang yang melarang.

Diketahui ricuh itu bermula dari suporter yang melakukan aksi protes ke pihak klub Gresik United.

Menurutnya suporter boleh melakukan protes kepada manajemen klub, namun yang perlu dicatat adalah sebuah protes kepada klub tidak boleh menggunakan kekerasan.

"Kejadian-kejadian ini sering berulang di dunia sepak bola kita, ini dikarenakan tidak ada penegakan aturan yang jelas. Misalnya dalam konteks football family hukumannya hanya berupa uang, dan ini tidak memberikan efek jera kepada pelaku," kata Akmal dipantau dari dialog progam Kompas Petang di KompasTV, Senin (20/11).

"Kedua, perlu segera ditegakan aturan hukum positif, hukum pidana, agar mereka yang melakukan perusakan fasilitas umum bisa dikenakan hukuman penjara 5 tahun 6 bulan, ini agar menghadirkan efek jera. Yang paling penting, kenapa ini bisa terjadi, karena tidak ada penegakan regulasi dan penegakan aturan pasca tragedi Kanjuruhan," lanjut Akmal.

Baca Juga: Detik-Detik Rusuh Suporter Bola di Gresik, Polisi Tembak Gas Air Mata

Sebelumnya diberitakan, menyikapi tragedi ini, suporter yang tergabung dalam Presdium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia (PN-SSI) Jawa Timur mengambil langkah cepat dengan melakukan penggalangan dana bagi korban dalam bentuk donasi terbuka yang dalam waktu semalam berhasil terkumpul Rp73 Juta. 

Dana itu akan disalurkan kepada korban, baik dari pihak suporter maupun teman-teman kepolisian yang menjadi korban.

PN-SSI Jawa Timur kemudian mengajak Ultras Gresik untuk bersilaturahmi dengan Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom. 

Silaturahmi itu untuk membahas langkah-langkah strategis setelah insiden sekaligus menegaskan bahwa suporter sepakbola bukan musuhnya polisi, begitu juga sebaliknya.

“Kami juga menyampaikan permintaan maaf kepada pihak kepolisian atas insiden yang sebenarnya di luar kendali kami. Karena selama ini, yang kami tahu, kultur sepakbola Gresik tidak seperti itu (merusak dan menyerang polisi),” kata Ketua PN-SSI Jawa Timur, Mimit Tirmidzi dikutip dari laman resmi PSSI, Senin.

Mimit juga berharap, teman teman suporter sepakbola Jawa Timur harus bisa menahan diri agar tidak mudah disusupi pihak ketiga. Karena dampak dari kerusuhan suporter bisa berakibat fatal bagi sepakbola Indonesia.

Senada dengan Mimit, salah satu sesepuh Ultras Gresik, Tharom Muharom juga menyampaikan hal yang sama.

"Kami sangat menyesal dan menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada pihak kepolisian. Kami akan terus melakukan edukasi kepada teman teman kami yang di bawah agar bisa lebih baik lagi,” ujar mantan Ketua Umum Ultras Gresik itu.

Kapolres Gresik, AKBP Adhitya Panji Anom menyampaikan ucapan terima kasih atas respons cepat yang dilakukan oleh suporter Jawa Timur yang telah bersilaturahmi ke kediamannya. 

“Karena tugas polisi hanya mengamankan bukan sebagai musuh suporter. Toh, bila polisi dan suporter bekerja sama, pasti ada banyak hal positif yang dihasilkan, dan itu sudah terbukti banyak hal positif dari kolaborasi polisi dan suporter,” ujar AKBP Adhitya.

Baca Juga: Rekaman Amatir Suporter Sepak Bola Ricuh di Stadion Gelora Joko Samudro Gresik


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x