Kompas TV pendidikan sekolah

Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan Mencuat, Ini Tanggapan Orang Tua Siswa

Kompas.tv - 17 Januari 2025, 14:36 WIB
wacana-libur-sekolah-selama-ramadan-mencuat-ini-tanggapan-orang-tua-siswa
Ilustrasi. Pemerintah segera mengumumkan keputusan wacana libur selama Ramadan 1446 H atau 2025 M. Orang tua siswa merespons wacana ini. (Sumber: Gemini Google)
Penulis : Tri Angga Kriswaningsih | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah segera mengumumkan keputusan wacana libur sekolah selama Ramadan 1446 H atau 2025 M. Lantas, bagaimana tanggapan orang tua siswa terhadap wacana ini?

Seorang ibu rumah tangga yang juga wali murid siswa sekolah dasar, Een Wiji, menyatakan, ia lebih setuju jika opsi libur tahun ini adalah sebagian diliburkan, alih-alih libur penuh satu bulan atau tidak ada libur sama sekali. 

Menurutnya, di awal puasa anak-anak belum terbiasa sehingga mudah merasa haus, lelah, dan lemas. 

"Sehingga libur beberapa hari menurut saya adalah keputusan yang bijak untuk mereka agar bisa membiasakan diri berpuasa, tetapi masih tetap bisa beraktivitas," ujarnya dalam keterangan tertulis pada KompasTV, Kamis (16/1/2025). 

Een sendiri tidak setuju dengan opsi libur sebulan penuh karena anak-anak ketika di rumah cenderung lebih sulit melakukan kegiatan layaknya di sekolah. 

"Libur saat bulan puasa agar fokus beribadah menurut saya itu tujuan yang baik, tapi kalau satu bulan atau bahkan lebih, menurut saya kurang tepat sasaran karena ada sisi akademis yang harus dikorbankan," ucapnya. 

"Mengurangi durasi belajar mengajar 1-2 jam dirasa lebih bijak daripada libur sebulan penuh," katanya. 

Adapun untuk opsi tidak ada libur sama sekali selama Ramadan juga tidak disetujui Een. 

"Dikarenakan awal-awal puasa, anak-anak perlu penyesuaian diri sehingga libur beberapa hari menurut saya perlu dilakukan," katanya. 

"Sedangkan, di penghujung bulan puasa biasanya para orang tua yang perantau akan beramai-ramai melakukan mudik ke kampung halaman sehingga jika sekolah tidak diliburkan, maka dikhawatirkan akan membuat jadwal mudik orang tua tertunda atau bahkan batal," ujarnya. 

Menurut Een, libur di akhir bulan Ramadan juga bisa menjadi kesempatan bagi anak dan orang tua untuk beribadah lebih banyak dan meraih pahala. 

Baca Juga: Mendikdasmen Abdul Mu’ti: Libur Sekolah saat Ramadan Tunggu Edaran

Ibu rumah tangga sekaligus wali murid sekolah dasar yang lain, Fadila, menyatakan lebih setuju dengan opsi libur sebulan penuh. 

"Kebetulan anak saya masih jenjang pendidikan SD dan TK, dan mereka sedang belajar dan latihan berpuasa penuh sampai magrib," katanya dalam keterangan tertulis pada KompasTV, Kamis. 

"Jadi, dengan keadaan berpuasa, anak-anak juga nggak akan fokus untuk mengikuti pembelajaran di sekolah. Alasan mereka kondisinya lemas, capek, males, ngantuk," ucapnya. 

Menurut dia, libur Ramadan juga bisa mendorong anak lebih lancar puasa sampai magrib. 

"Di sekolah lebih banyak godaannya buat anak-anak yang lagi berlatih puasa," ujar Fadila.

Ia berpendapat, lebih baik anak-anak diliburkan dan diberi tugas untuk dikerjakan di rumah, rutin setiap hari dengan pantauan orang tua. 

"Kalau sebagian libur, biasanya isinya lebih banyak kegiatan keagamaan. Pelajaran umum juga tetap nggak sempurna pembelajarannya. Jadi, mending anak dikasih tugas di rumah aja, kualitas belajarnya juga sama," ujar Fadila. 

Fadila juga tidak setuju dengan opsi tidak ada libur sama sekali. Sebab, kata dia, hal itu akan memberatkan ke anak. 

Fadila menceritakan pengalaman tahun-tahun sebelumnya yang menjadi alasan lebih setuju opsi libur sebulan ketika Ramadan. 

"Pengalaman saya tahun-tahun sebelumnya, pembelajaran setelah idul fitri terkesan diuber-uber (dikejar-kejar) biar materinya tuntas karena selama Ramadan kan kegiatan belajarnya lebih sedikit dan banyak kegiatan rohaninya," ucap dia.

Menurut dia, pelajaran yang terburu-buru bisa membuat anak tidak paham materi. Kata dia, dampaknya akan membebani orang tua yang akan bersusah payah menjelaskan pelajaran di rumah. 

Fadila membandingkan pengalamannya yang sudah pernah merasakan libur sebulan penuh, libur sebagian, dan tidak ada libur sama sekali. 

"Saya dulu sebagai anak-anak merasakan nggak bisa fokus belajar dan melaksanakan kegiatan karena kondisi berpuasa badan lebih gampang capek dan haus, jadi saya rasa anak saya pasti seperti itu juga," ujar dia. 

Baca Juga: Apakah Sekolah Akan Libur selama Ramadan? Ini Penjelasan Pemerintah

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyatakan, wacana libur Ramadan telah dibahas bersama oleh tiga kementerian, yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Namun, keputusan resminya masih menunggu surat edaran terbit. 

"Sudah kami bahas tadi malam lintas kementerian, tapi nanti pengumumannya tunggu sampai surat edarannya keluar ya," keterangan Abdul Mu'ti di Hotel Tavia, Jakarta, Rabu (15/1/2025), via Kompas.com


 


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x