Kompas TV regional peristiwa

Gerombolan ABG Bergaya Preman, Konvoi di Jalan hingga Tak Bayar Warung Makan

Kompas.tv - 15 Maret 2021, 00:15 WIB
gerombolan-abg-bergaya-preman-konvoi-di-jalan-hingga-tak-bayar-warung-makan
Sebanyak 13 dari puluhan ABG (anak baru gede) dibawa ke Polsek Wlingi Polres Blitar, Sabtu (13/3/2021) malam, karena mengganggu ketenangan dan tidak membayar setelah makan di sebuah kafe. (Sumber: Surya/Imam Taufiq)
Penulis : Fadhilah

BLITAR, KOMPAS.TV - Puluhan remaja yang rata-rata masih ABG (anak baru gede) di Kecamatan Wlingi Blitar, Jawa Timur, harus berurusan dengan aparat kepolisian, Sabtu (13/3/2021) malam,

Betapa tidak, para remaja itu bergaya bak preman jalanan. Mereka berkonvoi motor lalu makan minum di dua warung, setelah itu langsung kabur tanpa membayar.

Tidak hanya itu, polisi mendapat informasi bahwa ada warga yang dibentak-bentak. Meski belum diketahui apakah ada warga yang terluka, namun aksi itu membuat resah. Sebab jumlah mereka seluruhnya diperkirakan mencapai 100 orang lebih.

Baca Juga: Polda Banten Buru Puluhan Remaja yang Konvoi sembari Acungkan Senjata Tajam di Jalanan Kota Serang

Tidak hanya mengancam, mereka juga dilaporkan memukul warga yang diketahui merekam konvoinya.

Konvoi motor itu sudah dicegat satu truk polisi dari Polsek Wlingi sehingga mereka pun terpencar ke kampung-kampung, dan hanya 13 remaja yang bisa diamankan.

Hingga Minggu (14/3) siang, mereka masih menjalani pemeriksaan di Polsek Wlingi.

"Sepeda motor mereka juga kami amankan. Mereka dimintai keterangan terkait aksinya itu. Terutama menunggu laporan warga yang menjadi korban. Mulai aksi kekerasan sampai makan di warung tidak membayar," kata Kapolres Blitar, AKBP Leonard M Sinambela, seperti dikutip dari Surya.co.id, Minggu (14/3/2021).

Untuk sementara, menurut Leonard, baru ada dua korban yang melapor. Berikutnya, petugas masih menunggu korban lainnya yang akan melapor, terutama pemilik warung yang makanannya belum dibayar.

Leonard mengungkapkan, kejadian itu berlangsung pukul 22.00 WIB. Itu bermula saat mereka menggelar pertemuan bersama di sebuah kafe di Kecamatan Kesamben. Setelah itu mereka berkonvoi dan melaju dari arah Timur (Kecamatan Kesamben), menuju ke arah Kota Blitar.

"Mereka bertemu di sebuah kafe di Kecamatan Kesamben. Beberapa berdalih, itu hanya acara kopi darat setelah lama tidak bertemu. Bahkan peserta pertemuan bukan hanya dari Blitar, namun juga dari luar kota," ujarnya.

Baca Juga: Preman Tewas Dikeroyok 4 Pemuda, Kesal Karena Sering Dihina dan Dipalak

Entah siapa yang memulai, saat melaju di jalan raya jurusan Malang-Blitar, mereka berkonvoi dengan suara raungan motor yang memekakkan telinga. Warga yang beristirahat malam itu mengaku terganggu.

Banyak warga yang keluar rumah tetapi malah ada yang menjadi sasaran kekerasan fisik karena peserta konvoi tidak suka aksinya direkam.

"Sesampai di sekitar Kawedanan Wlingi (bekas perkantoran Kawedanan), warga yang sedang nongkrong di warung kopi kaget. Karena dari arah Timur, suara sepeda motor sudah terdengar keras," paparnya.

Puncaknya, mereka mampir di warung di depan bekas kantor Kawedanan dan warung di sebelah Barat Masjid Agung Wlingi.

Di warung itu mereka memancing kericuhan dengan warga yang sedang ngopi. Sebab ada warga yang dibentak-bentak karena dituduh merekam konvoi mereka.

Akhirnya, ada warga yang menghubungi polisi karena gerombolan itu belum membayar suguhan di warung itu, tetapi dan langsung pergi beramai-ramai.

"Korban melapor karena makanan yang dimakan belum dibayar. Seperti nasi bungkus, minuman dan banyak jajanan," ungkap Leonard.

Baca Juga: Konvoi Motor Terobos Ring 1, Paspampres Disebut Sudah Bertindak Sesuai Prosedur

Akhirnya, satu truk polisi menghadang konvoi itu di sebelah Barat Masjid Agung Wlingi. Namun karena jumlah mereka cukup banyak, petugas hanya berhasil mengamankan 13 pemuda.

Sedangkan sebagian besar peserta konvoi melarikan diri dengan lewat perkampungan.

"Dari 13 orang itu, lima di antaranya masih berusia di bawah umur. Mereka berasal dari Desa/Kecamatan Kesamben. Bagi mereka yang di bawah umur kami menunggu orangtuanya untuk menjemputnya," tandas kapolres.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x