Kompas TV religi beranda islami

Bacaan Doa Buka Puasa Sahih, Dibaca Sebelum atau Setelah Makan?

Kompas.tv - 14 Maret 2024, 14:57 WIB
bacaan-doa-buka-puasa-sahih-dibaca-sebelum-atau-setelah-makan
Ilutrasi Ramadan. Doa buka puasa sahih (Sumber: mohamed_hasan/pixabay)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

Baca Juga: Resmi! THR PNS 2024 Cair H-10 Lebaran, Gaji ke-13 Dibayar Juni, Ini Rinciannya

Berikut doa buka puasa menurut riwayat Bukhari dan Muslim.

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu

Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.”

NU menjelaskan, doa buka puasa ini bersumber dari riwayat Imam Bukhari dan Muslim sebagai keterangan Syekh M Khatib as-Syarbini berikut ini: 

وأن يقول عقب فطره اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت لانه صلى الله عليه وسلم  كان يقول ذلك رواه الشيخان 

Artinya: (Mereka yang berpuasa) dianjurkan setelah berbuka membaca: ‘Allâhumma laka shumtu, wa ‘alâ rizqika afthartu.’ Pasalnya, Rasulullah SAW mengucapkan doa ini yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. (Lihat Syekh M Khatib as-Syarbini, Al-Iqna pada Hamisy Bujairimi alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 2006 M/1426-1427 H], juz II, halaman: 385). 

Baca Juga: Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh dan Setiap Hari dalam Bahasa Arab, Latin dan Artinya

Doa Buka Puasa Dibaca Sebelum Makan atau Setelah Makan?

Melansir laman kepri.kemenag.go.id, Penyuluh Agama Islam Non ASN Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tanjungpinang Timur, Ustadz Mhd Munirul Ikhwan menjelaskan waktu membaca doa buka puasa.

Ia mengatakan, umumnya masyarakat membaca doa buka puasa ini sebelum menyantap makanan atau minum di saat masuk waktu magrib.

Padahal, kata dia, cara membaca doa buka puasa yang paling benar adalah membacanya ketika setelah makan dan minum.

“Jadi baca doa buka puasa itu sesudah buka, misalnya setelah makan kurma dan minum air kemudian baca doa. Adapun sebelum buka hendaknya baca Basmalah atau baca doa mau makan,” ujarnya pada 27 Februari 2024.

Hal ini seperti yang dijelaskan dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin karangan Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha dan juga Syekh Said bin Muhammad Ba’ali, Busyra al-Karim. 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x