5 Tumbuhan Langka yang Tumbuh di Indonesia, Sudah Tahu?

KOMPAS.TV – Indonesia memiliki ribuan spesies flora, dan 40 persennya adalah endemik yang hanya tumbuh di Indonesia.

Namun dari ribuan spesies itu juga terdapat beberapa flora langka yang hidup di Indonesia. Apa saja? Berikut beberapa ragamnya:

1. Bunga bangkai

Bunga bangkai (Amorphophallus titanium) adalah flora endemik dari Pulau Sumatra. Tanaman dengan struktur bunga terbesar ini dapat tumbuh hingga 3 meter.

Populasinya yang menurun membuat bunga bangkai terancam punah, dan keberadaannya dilindungi secara hukum di Indonesia.

2. Rafflesia Arnoldii

Rafflesia Arnoldii adalah tanaman dengan bunga tunggal terbesar di dunia yang berasal dari Bengkulu.

Tanaman ini mempunyai rata-rata 10 kuncup per populasi dengan tingkat kematian 20 hingga 100 persen.

Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature), tingkat kematian yang tinggi dan reproduksi yang sulit membuat flora ini terancam punah.

3. Kantong semar

Kantong semar (Nepenthes) adalah tumbuhan langka Indonesia yang tergolong ke dalam tumbuhan karnivora.

Nepenthes memiliki bentuk seperti kantung dengan cairan di dalamnya yang berfungsi untuk menarik serangga agar mendekat dan masuk ke tubuhnya untuk kemudian dicerna.

4. Daun payung

Daun payung adalah tumbuhan langka dari keluarga palem. Disebut daun payung karena daunnya yang besar dan bisa tumbuh sepanjang 6 meter.

Daun payung disebut juga sebagai daun sang, sang gajah, sang minyak (Sumatra Utara), dan daun salo (Riau).

5. Ulin

Kayu ulin adalah tumbuhan langka yang hidup di hutan hujan Indonesia dan tergolong tanaman yang terancam punah.

Kayu ulin dapat tumbuh setinggi 50 meter dan mencapai umur 1.000 tahun, serta merupakan salah satu kayu paling keras di dunia dan dijuluki dengan kayu besi karena kokoh, anti air, anti bakteri dan juga anti jamur.

Baca Juga: Siapa Sangka, Menaruh Tanaman di Ruang Kerja Dapat Memberi 3 Manfaat Ini

www.kompas.tv/article/186658/siapa-sangka-menaruh-tanaman-di-ruang-kerja-dapat-memberi-3-manfaat-ini

(*)

Grafis: Agus Eko