Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

BPS Catat Inflasi Mei 0,09 Persen, Bawang Merah Jadi Penyebab Utamanya

Kompas.tv - 5 Juni 2023, 16:18 WIB
bps-catat-inflasi-mei-0-09-persen-bawang-merah-jadi-penyebab-utamanya
BPS sebut komoditas bawang merah menjadi penyumbang tertinggi terhadap inflasi Mei 2023. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV- Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, inflasi Mei 2023 sebesar 0,09 persen dibanding April 2023.

Dari laporan BPS, komoditas bawang merah menjadi penyumbang tertinggi terhadap inflasi Mei 2023, dari komponen bahan makanan dengan inflasi sebesar 7,92 persen dan andil 0,03 persen terhadap inflasi nasional.

“Bawang merah tercatat sebagai komoditas dengan andil terbesar terhadap inflasi nasional pada Mei 2023,” kata Pudji dalam konferensi pers virtual, Senin (5/6/2023).

Ia menerangkan, harga bawang naik karena produksi masih rendah sehingga membuat jumlah pasokan yang belum memenuhi kebutuhan masyarakat, yang berdampak pada harga bawang merah yang mengalami inflasi.

Baca Juga: Cuma Hitungan Menit, Tiket Indonesia vs Argentina yang Termurah hingga Termahal Ludes Terjual

Selain bawang merah, komoditas bahan makanan lain yang juga menjadi kelompok kontributor tertinggi pada inflasi nasional Mei 2023 adalah bawang putih, dengan inflasi sebesar 7,07 persen dan andil sebesar 0,02 persen.

Untuk bawang putih, Pudji mengatakan, inflasi disebabkan jumlah impor bawang putih ke Indonesia belum masuk secara utuh. 

Sehingga pasokan bawang putih di pasar-pasar tradisional masih sangat terbatas dan menyebabkan harga menjadi lebih tinggi.

Bahan makanan lain yang juga menjadi kontributor tertinggi terhadap inflasi Mei 2023 adalah daging ayam ras dengan inflasi 2,10 persen dan andil 0,03 persen, ikan segar dengan inflasi 0,93 persen dan andil 0,02 persen, serta telur ayam ras dengan inflasi 2,93 persen dan andil 0,02 persen.

Ia menambahkan, inflasi bulanan Mei 2023 adalah yang terendah sejak Januari 2023.

Apalagi Mei adalah bulan setelah lebaran, dimana konsumsi dan harga-harga sedang tinggi-tingginya. 

Baca Juga: Mau Beli Rumah Bekas Atau Second? Ini Tips Cek Kelistrikannya Biar Aman

“Pascalebaran 2023, tingkat inflasi mulai melemah, bahkan merupakan yang terendah sejak Januari 2023,” ujar Pudji.

Berdasarkan data BPS, inflasi bulanan pada Mei 2023 menjadi yang terendah sejak Januari 2023. Pada Januari, inflasi tercatat sebesar 0,34 persen, kemudian turun menjadi 0,16 persen pada Februari.

Inflasi meningkat pada Maret menjadi 0,18 dan April menjadi 0,33 persen, hingga akhirnya turun menjadi 0,09 persen pada Mei.

Ia menjelaskan, pendorong utama penurunan tingkat inflasi pada Mei 2023 adalah kelompok transportasi serta pakaian dan alas kaki yang masing-masing mengalami deflasi sebesar 0,56 persen dan 0,46 persen secara bulanan.

Dari segi komoditas, penyumbang deflasi utama pada Mei 2023 adalah tarif angkutan udara yang tercatat sebesar 5,26 persen dengan andil 0,06 persen.

Selain itu, penyumbang deflasi lainnya adalah cabai merah dengan kontribusi 0,04 persen, tarif angkutan antar kota 0,02 persen, cabai rawit 0,02 persen, dan bayam 0,00 persen.

Baca Juga: Imbas Tak Bayar Sewa, Kantor DPC PDI Perjuangan di Cirebon Disegel Pemilik

Sementara bila dilihat dari segi wilayah, BPS mencatat terdapat 13 kota yang mengalami deflasi pada Mei 2023.

Kota yang mengalami deflasi terdalam adalah Kupang dengan catatan sebesar 0,79 persen.

Penopang utama deflasi Kota Kupang adalah komoditas tarif angkutan udara dengan deflasi sebesar 0,85 persen

Kemudian, Kota Tanjung Pinang mengalami deflasi sebesar 0,27 persen yang ditopang oleh komoditas tarif angkutan udara dengan deflasi 0,11 persen.

Selain kedua kota tersebut, kota lain yang mengalami deflasi adalah Tarakan sebesar 0,20 persen, Manado 0,22 persen, DKI Jakarta 0,10 persen, dan Jayapura 0,05 persen.




Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x