JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Erick Thohir menyatakan, PT Freeport Indonesia akan meningkatkan kapasitas pengolahan di smelter Gresik dari 1 juta ton jadi 1,3 juta ton per tahun.
Smelter yang dimaksud Erick adalah smelter lama atau smelter pertama yang dibangun Freeport yang bekerja sama dengan perusahaan Jepang Mitsubishi. Smelter itu sudah berdiri sejak 1996.
Erick menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan peningkatan kapasitas smelter Freeport itu pada akhir tahun ini.
"Desember ini juga akan mudah-mudahan Bapak Presiden bisa hadir, meningkatkan kapasitas dari 1 juta menjadi 1,3 juta ton," kata Erick usai menemani Presiden Jokowi bertemu dengan Chairman Freeport McMoRan, Richard Adkerson di Hotel Waldorf Astoria, Washington DC, Amerika Serikat (AS), Senin (13/11/2023).
Baca Juga: Pengusaha Harap Isu Kenaikan Upah Tak Dibawa ke Ranah Politik Jelang Pilpres 2024
Erick menilai bahwa saat ini hubungan antara Indonesia dengan AS terus meningkat, utamanya dalam bidang perdagangan.
“Kalau kita lihat apalagi surplus perdagangan kita dengan Amerika sudah mencapai hampir 16 miliar Dolar AS, dan pertumbuhannya beberapa tahun terakhir cepat. Investasi Amerika di Indonesia itu sudah nomor empat sekarang, yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Erick dikutip dari kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden.
Oleh karenanya, Erick menyebut bahwa hal tersebut yang mendasari Presiden Jokowi untuk terus mendorong investasi AS di Indonesia, salah satunya dari Freeport McMoRan.
“Yang kebetulan kita BUMN sudah menguasai 51 persen,” lanjutnya.
Ia menyampaikan, saat ini Freeport sudah tidak hanya melakukan kegiatan penambangan emas dan tembaga saja, melainkan telah membangun smelter untuk mengolahnya.
Baca Juga: Kemenperin Minta Publik Lihat Hilirisasi dari Nilai Ekonomi, Bukan dari Kepemilikan Smelter
“Ini investasi yang memang kita hilirisasi, yang tadinya hanya murni pertambangan emas dan cooper, sekarang sudah mulai diturunkan menjadi industrialisasinya dengan membuka smelter yang di Surabaya,” terangnya.
Erick pun mengungkapkan bahwa dalam pertemuan, pihak Freeport pun tampak menunjukkan komitmennya untuk membangun smelter lainnya di lokasi lain di Indonesia, di antaranya di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.|
“Tidak hanya di Surabaya, Freeport punya komitmen membangun juga smelter di Fakfak—di Papua,” ucapnya.
“Hal-hal ini yang tadi disampaikan sangat positif untuk terus kita meningkatkan investasi dari pada—dari luar negeri untuk membuka lapangan kerja di Indonesia sendiri seperti yang dicita-citakan Presiden,” tambahnya.
Baca Juga: Komisaris BUMN Mundur karena Masuk Timses, Erick Thohir: Banyak Figur Bagus di Indonesia
Selain smelter lama di Gresik, Freeport juga tengah membangun smelter baru di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Kemudian Freeport menyatakan komitmennya membangun smelter lagi di Papua, sebagai upaya memenuhi syarat perpanjangan izin usaja selama 20 tahun ke depan.
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi Freeport yang telah menyelesaikan lebih dari 80 persen pembangunan smelter di KEK Gresik, sesuai target dari pemerintah.
"Kami mengapresiasi PTFI yang telah menyelesaikan lebih dari 80 persen pembangunan smelter per akhir Oktober, sesuai target linimasa kurva-S dari pemerintah," kata pria yang akrab disapa Tiko itu, saat mengunjungi proyek tersebut pada Kamis (9/11).
Dalam peninjauannya, Kartika Wirjoatmodjo sebagai perwakilan dari pemerintah menyampaikan proyek smelter PTFI sangat fundamental untuk meningkatkan daya saing Indonesia, dan mengurangi ketergantungan terhadap impor beberapa material utama untuk ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Bahlil Berharap Tak Ada Cebong-Kampret di Pemilu 2024, Biar Investasi Berjalan Baik
"PTFI salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi terbesar ke negara, dalam bentuk pajak, royalti. Kita ingin produksi Freeport baik di hulunya, maupun nanti di smelternya benar-benar bisa sesuai harapan, termasuk juga emas dan logam mulia lainnya," katanya seperti dikutip dari Antara.
PTFI terus menyelesaikan beberapa pekerjaan guna penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Desember 2023, kemudian akan melalui tahap pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala dan memulai kegiatan operasionalnya pada akhir Mei 2024.
Setelah beroperasi, smelter kedua ini akan mencapai kapasitas produksi penuh pada Desember 2024.
Dalam pembangunan smelter kedua ini, PTFI telah menanamkan investasi hingga 2,9 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp43 triliun per akhir Oktober 2023, dari total anggaran 3 miliar dolar Amerika.
Setelah beroperasi penuh, smelter ini akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.