Kompas TV entertainment selebriti

Jasad Eril Tetap Utuh setelah 14 Hari Tenggelam, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kompas.tv - 10 Juni 2022, 13:48 WIB
jasad-eril-tetap-utuh-setelah-14-hari-tenggelam-ini-penjelasan-ilmiahnya
Kondisi jenazah Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril dibeberkan oleh orang tuanya, Ridwan Kamil dan Atalia Praratya. (Sumber: KBRI Swiss)
Penulis : Dian Nita | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan penyebab jasad sang putra, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, masih dalam keadaan utuh meski telah dinyatakan hanyut dan hilang selama 14 hari.

Melalui Reel Instagram, Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil, menyebut jasad Eril masih lengkap dan wangi.

"Walau sudah lewat 14 hari, jasadnya masih utuh lengkap tidak kurang satu apapun, wajah rapih menengok ke kanan dan saya bersaksi, jasad Eril wangi seperti wangi daun eucalyptus. Sungguh mukjizat kecil yang sangat kami syukuri," tulisnya, Jumat (10/6/2022).

Sebelumnya, diketahui tubuh pria tak bernyawa ditemukan di bendungan Engehalde, Swiss pada Rabu (9/6/2022). 

Setelah melalui tes DNA, tim forensik mengonfirmasi bahwa jenazah tersebut merupakan Eril yang hilang diduga hanyut di Sungai Aare, Bern, Swiss pada 26 Mei 2022.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Saya Bersaksi, Jasad Eril Wangi Seperti Daun Eucalyptus

Ridwan Kamil yang telah kembali terbang ke Swiss menjemput dan memandikan jenazah Eril secara syariat Islam.

"Alhamdulillah di rumah sakit Bern, sesaat setelah memandikan jenazah Eril," tulisnya di Instagram Story.

Emil pun menjelaskan mengapa jasad Eril masih utuh meski sudah 14 hari dinyatakan hanyut di sungai Aare, Bern.

"Sungai Aare yang sedingin kulkas dan minim fauna, membuat jasadnya terjaga setengah membeku sehingga tetap utuh, lengkap walau di dasar sungai selama 14 hari," ucapnya.

Ridwan Kamil mengungkap penjelasan ilmiah mengapa jasad Eril tetap utuh meski sudah berada di dasar sungai selama 14 hari. (Sumber: Instagram)

Penjelasan Ilmiah

Saat Eril dinyatakan hanyut, kondisi suhu sungai memang terbilang cukup dingin. Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss Muliaman Hadad.

Saat kejadian, sungai Aare dalam kondisi keruh dan dingin akibat lelehan es sisa musim dingin.

Baca Juga: Kondisi Jasad Eril Dibeberkan Ridwan Kamil dan Atalia: Utuh, Bersih, Tersenyum...

"Sejak laporan diterima, tim SAR melakukan pemindaian menggunakan drone dengan sensor yang deteksi panas tubuh, pada saat itu suhu air sungai Aare sekitar 16 derajat Celcius dengan arus cukup kuat," ujar Muliaman, Sabtu, 28 Mei 2022.

Melansir BBC Science Focus, proses dekomposisi pada orang yang meninggal karena tenggelam memang tergantung pada suhu air.

Dalam air dengan suhu dingin cenderung beku, proses dekomposisi oleh bakteri akan berjalan sangat lambat sehingga tubuh tetap berada di dasar untuk waktu lebih lama. 

Air yang dingin juga mendorong pembentukan adipocere, zat lilin dan sabun yang terbentuk dari lemak dalam tubuh yang sebagian melindungi tubuh dari pembusukan.



Sumber : Kompas TV/BBC Science Focus



BERITA LAINNYA



Close Ads x