Baca Juga: Amerika Serikat Ungkap Bukti-bukti Menunjukkan Iran di Balik Serangan Kapal Tanker Israel
Mereka pun meminta agar para umat Muslim di sana melakukan Salat Jumat di Masjid Ibraimi sebagai bentuk perlawanan terhadap okupasi Israel.
Abu Sneina mengungkapkan menerima undangan untuk melakukan Salat Jumat di masjid tersebut untuk menegaskan hubungan Muslim dengan Masjid Ibrahimi.
Sebelum jemaah masuk ke dalam mesjid, tentara Israel menambahkan pasukan di pintu masuk, menyebarkan tanggu besi di halaman dan memeriksa identitas jemaah dan jurnalis.
Seorang saksi mengatakan bahwa tentara Israel mengizinkan para jemaah untuk memasuki masjid satu per satu.
Hal itu akhirnya menimbulkan kemacetan di penghalang yang sudah ada sebelumnya dan mengarah ke situs keagamaan.
Salat di mesjid biasanya dikenakan pembatasan keamanan yang ketat karena jamaah harus melewati penghalang dan gerbang elektronik sebelum mencapai tangga menuju tempat Salat.
Baca Juga: Situasi Afghanistan Memburuk, Pakistan Buka Perbatasan dan Longgarkan Persyaratan Visa bagi Jurnalis
Situs suci tersebut dihormati oleh warga Yahudi dan Muslim sebagai situs pemakaman para pemimpin agama.
Orang Yahudi memuji situs tersebut sebagai makam para leluhur, sedangkan masyarakat Muslim menyebutnya Masjid Ibrahimi, yang diambil dari nama Nabi Ibrahim.
Situs itu telah dibagi menjadi tempat beribadah bagi Yahudi dan Muslim, tak lama setelah seorang pemukim Yahudi menembaki jemaah Muslim pada 1994.
Ketika itu 29 orang tewas dan melukai lebih dai 100 orang lainnya.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.