Kompas TV internasional kompas dunia

85 Orang Tewas dalam Serangan Drone Salah Sasaran Tentara Nigeria, Presiden Minta Penyelidikan

Kompas.tv - 6 Desember 2023, 05:50 WIB
85-orang-tewas-dalam-serangan-drone-salah-sasaran-tentara-nigeria-presiden-minta-penyelidikan
Sedikitnya 85 orang dipastikan tewas setelah serangan drone militer yang keliru dan salah sasaran terjadi pada suatu pertemuan keagamaan di barat laut Nigeria, Presiden Nigeria, Bola Tinubu, Selasa (5/12/2023) memerintahkan penyelidikan menyeluruh dan meminta masyarakat tetap tenang. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

Mereka tewas pada malam Minggu oleh drone yang "menargetkan teroris dan bandit" di Desa Tudun Biri, negara bagian Kaduna, demikian pihak pemerintah dan keamanan.

Baca Juga: Polisi Nigeria Gerebek Resepsi Pernikahan Gay, Ratusan Digelandang, Puluhan Orang Ditahan

Sedikitnya 85 orang dipastikan tewas setelah serangan drone militer yang keliru dan salah sasaran terjadi pada suatu pertemuan keagamaan di barat laut Nigeria. (Sumber: France24 via AFP)

"Kejadian serangan udara yang salah perhitungan ini mengambil dimensi yang memprihatinkan di negara ini," ujar Atiku Abubakar, mantan wakil presiden Nigeria dan kandidat presiden utama oposisi pada pemilihan tahun ini.

Militer Nigeria sering kali melakukan serangan udara dalam melawan kekerasan ekstremis dan serangan pemberontak yang telah merusak keamanan utara Nigeria selama lebih dari satu dekade, seringkali menimbulkan korban sipil, termasuk pada Januari lalu ketika puluhan orang tewas di negara bagian Nasarawa dan pada Desember 2022 ketika puluhan juga meninggal di negara bagian Zamfara.

"Teroris seringkali sengaja menyusup di tengah-tengah pusat populasi sipil," ujar Mayjen Edward Buba, juru bicara Markas Besar Pertahanan Nigeria, Selasa, dalam pernyataan mengenai insiden terbaru.

Analisis sebelumnya telah mengungkapkan keprihatinan tentang kurangnya kerjasama di antara lembaga keamanan Nigeria serta ketidakhadiran upaya yang cukup dalam beberapa operasi khusus mereka di zona konflik.

Salah satu keprihatinan besar adalah berkembangnya penggunaan drone di kalangan lembaga keamanan Nigeria sehingga "tidak ada prinsip panduan kapan ini bisa digunakan," menurut Kabir Adamu, pendiri Beacon Consulting, sebuah perusahaan keamanan berbasis di Abuja, ibu kota Nigeria.

"Militer melihat dirinya agak di atas pertanggungjawaban sipil, seolah-olah," ujar Adamu.

Presiden Nigeria, Bola Tinubu, memerintahkan penyelidikan menyeluruh dan menyeluruh terhadap insiden ini. Namun, penyelidikan semacam itu sering kali diselimuti rahasia dan hasilnya tidak pernah diketahui.

Dalam insiden di Nasarawa pada Januari, ketika 39 orang tewas, Angkatan Udara Nigeria "tidak memberikan informasi yang cukup dan tidak adanya keadilan" atas insiden tersebut, demikian dikatakan oleh Human Rights Watch.

Insiden-insiden semacam itu diperfasilitasi oleh ketidakadilan hukuman bagi petugas atau lembaga yang keliru, menurut Isa Sanusi, direktur Amnesty International di Nigeria.

"Militer Nigeria tidak serius dalam menghadapi konsekuensi... dan warga sipil yang seharusnya dilindungi oleh mereka yang membayar mahal harga dari ketidakmampuan dan kurangnya kehati-hatian," ujar Sanusi kepada The Associated Press saat itu


 




Sumber : Associated Press / Anadolu


BERITA LAINNYA



Close Ads x