WASHINGTON, KOMPAS.TV - Hubungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy semakin tegang.
Selain menyebut Zelenskyy diktator, Rabu (19/2/2025), Trump juga mengancam sang presiden bakal kehilangan negaranya jika tak segera bertindak.
Apa yang diungkapkan Trump tersebut merupakan respons atas reaksi Zelenskky terkait pembicaraan AS dan Rusia di Arab Saudi.
Baca Juga: AS dan Ukraina Makin Panas, Trump Sebut Zelenskyy Diktator tanpa Pemilu
Pada pembicaraan itu, Kiev tak disertakan sehingga membuat Zelenskyy mengatakan Trump telah hidup di ruang disinformasi yang diatur Moskow.
“Zelenskyy harus cepat bergerak atau ia tak akan memiliki negara lagi yang tersisa,” tulis Trump di media sosial Truth dikutip dari BBC Internasional.
Serangan Trump ke Zelenskyy berlanjut karena di kepemipinannya Ukraina telah hancur.
“Saya mencintai Ukraina, namun Zelenskyy telah melakukan pekerjaan yang buruk, negaranya hancur, dan jutaan orang tewas tanpa alasan,” katanya.
“Sedangkan AS berhasil menegosiasikan untuk mengakhiri perang dengan Rusia,” tambahnya.
Tindakan Trump itu pun membuat sejumlah sekututnya berbalik menyerang Presiden AS itu.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyebut pernyataan Trump sebagai absurd.
Baca Juga: Dituduh Jadi Penyebab Perang, Zelenskyy Sebut Trump Termakan Disinformasi Rusia
“Jika Anda melihat dunia nyata ketimbang menyerang dengan cuitan, maka Anda akan tahu siapa di Eropa yang harus hidup dalam kondisi kediktatoran orang di Rusia, orang di Belarusia,” kara Baerbock kepada ZDF.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer menegaskan bahwa ia tetap mendukung Zelenskyy.
Juru Bicara Kantor Perdana Menteri Inggris Downing Street mengatakan Sir Keir Stermer menunjukkan dukungannya tegadap Presiden Zelenskyy karena Ukraina memilih presidennya secara demokratis.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.