Kompas TV nasional kesehatan

Kiprah 25 Tahun Tim Bedah Saraf RS Siloam, Tangani 20.000 Lebih Operasi

Kompas.tv - 15 Desember 2021, 20:20 WIB
kiprah-25-tahun-tim-bedah-saraf-rs-siloam-tangani-20-000-lebih-operasi
Jajaran panel dalam konferensi virtual peringatan 25 tahun tim bedah saraf RS Siloam, Rabu (15/12/2021). (Sumber: Tangkapan layar Zoom)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pada 2021, tim bedah saraf Rumah Sakit (RS) Siloam telah berusia 25 tahun. Sejak 1996, tim bedah saraf RS Siloam telah berupaya meningkatkan kualitas dan pemerataan bedah saraf di Indonesia. 

Hal tersebut diungkapkan panel konferensi virtual peringatan 25 tahun tim bedah saraf RS Siloam, Rabu (15/12/2021).

dr. Eka Julianta Wahjoepramono, dokter sekaligus guru besar spesialisasi bidang bedah saraf, menyebut awalnya fasilitas dan spesialis bedah saraf RS Siloam hanya terdapat di Karawaci, Tangerang, Banten. Pihak Siloam pun berupaya memeratakannya selama 25 tahun ini.

Pengembangan spesialisasi bedah saraf sendiri menghadapi beragam tantangan. Salah satu tantangan pengembangan adalah spesialisasi bedah saraf yang memerlukan kompetensi khusus.

Baca Juga: Punya Keluhan Terkait Sakit Lutut, Osteoporosis atau Penyempitan Saraf? Ini Penjelasannya

Tim bedah saraf RS Siloam sendiri selama ini telah menangani lebih dari 20.000 operasi bedah saraf.

Terdapat tiga kasus yang paling banyak ditangani, yakni tumor otak, kelainan pembuluh darah seperti stroke, serta gangguan tulang belakang.

Kualitas bedah saraf di Indonesia sendiri disebut sudah cukup baik dan bisa bersaing dengan luar negeri. Namun, menurut Eka, kepercayaan masyarakat terhadap kualitas bedah saraf di Indonesia masih kurang.

Untuk meningkatkan kepercayaan publik, Eka menyampaikan bahwa harus ada pembuktian dari kalangan medis sendiri.

Pandemi Covid-19 yang membatasi perjalanan dari/ke luar negeri pun dapat menjadi momen pembuktian tersebut. 

“Bedah saraf indonesia tidak kalah dengan luar negeri,” tegas Eka.

Sementara itu, menurut dr. Lutfi Hendriansyah, salah satu panel, perkembangan bedah saraf di Indonesia masih memiliki tantangan dalam hal adopsi teknologi.

Menurutnya, teknologi bedah saraf begitu cepat berkembang. Namun, untuk mengenalkannya ke Indonesia, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Baca Juga: Cegah Penyakit Saraf, Dokter: Harus Diberi Stimulasi Fisik, Kognitif, dan Sosial


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x