JAKARTA, KOMPAS.TV - Organisasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), yang terdiri dari para pengamat dan praktisi di bidang tranportasi, menilai manajemen lalu lintas selama musim mudik Lebaran tahun ini tak seimbang.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno menyebut pemerintah terlalu fokus atau sibuk dengan penguraian kemacetan di jalan tol.
Padahal, hasil survei Badan Litbang Perhubungan pada Maret lalu telah memprediksi, hanya akan ada 24,1 persen pemudik yang memilih Tol Trans Jawa sebagai jalur perjalanannya.
"Sementara, yang memilih jalur lintas tengah Jawa 9,7 persen, jalur lintas pantai utara (pantura) Jawa 8,2 persen dan Trans Sumatera (non tol) 4,7 persen," sebut Djoko dalam keterangannya, Minggu (8/5/2022).
Baca Juga: Trauma Terjebak Macet di Merak, Pemudik Pilih Naik Bus dan Motor Dikirim Lewat Ekspedisi
Pendapat Djoko itu terbukti dengan lebih banyaknya rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan di jalan tol yang notabenenya relatif lebih mudah daripada jalur arteri.
"Upaya manajemen prioritas dengan rekayasa lalu lintas yang dilakukan di Jalan Tol Trans Jawa berupa ganjil genap, arus searah (one way), dan arus berlawanan arah (contra flow) memang sudah maksimal," ujar Djoko.
"(Namun) rekayasa lalu lintas di jalan arteri secara penuh, seperti pantura, sulit untuk dilakukan. Jadi, wajar durasi lama perjalanan saat mudik (di jalur arteri) sulit dikendalikan," sambungnya.
Menurut Djoko, kemacetan itu jangan sampai membuat kendaraan berhenti total, yang terpenting arus lalu lintas tetap bisa berjalan walaupun pelan.
Djoko pun tak menampik, kemacetan di beberapa ruas jalan tol masih berlangsung hingga arus balik Lebaran saat ini.
Baca Juga: Arus Balik di Jalur Utama Pantura Menuju Jakarta Membeludak
Hanya saja, Djoko meminta kepada para pemangku kepentingan untuk memastikan manajemen prioritas, waktu, serta informasi terkini kepada para pengendara di seluruh jalur mudik, tidak hanya jalan tol.
Terutama ketika arus balik, yang mana durasi perjalanannya menjadi lebih panjang ketimbang saat momen mudik sebelum Lebaran.
"(Padahal) arus balik lebih melandai, ditambah lagi ada tradisi Lebaran Ketupat di pantai utara Jawa dan peregangan masuk kerja dan sekolah," tandas Djoko.
Adapun, Jasa Marga mencatat, sedikitnya 60 persen atau 1,2 juta kendaraan belum kembali ke Jabotabek usai Hari Raya Idulfitri atau Lebaran 2022.
Angka tersebut merupakan angka realisasi kendaraan yang kembali ke Jabotabek via jalan tol selama 4 hari setelah Lebaran, yakni 3-6 Mei 2022.
Dengan perbandingan jumlah kendaraan yang meninggalkan wilayah Jabotabek pada periode H-10 sampai dengan H1 Lebaran.
"Kami mencatat total 2 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek pada H-10 sampai dengan H1 (Hari Raya Idulfitri)," ujar Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga, Dwimawan Heru, dalam keterangan resmi, Sabtu (7/5/2022) malam.
"Hingga kemarin, kami mencatat baru sekitar 815.000 kendaraan yang kembali ke Jabotabek," imbuh Dwimawan seraya memprediksi bahwa hari ini, Minggu (8/5/2022), bakal menjadi puncak arus balik.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.