TANGERANG, KOMPAS.TV - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan, pembongkaran pagar laut di perairan Tangerang, Banten kemungkinan tak dapat diselesaikan seluruhnya pada hari ini, Rabu (22/1/2025).
Ia menuturkan, pelakasanaan pembongkaran pagar laut sepanjang 30 Kilometer ini akan dilakukan secara bertahap.
"Mungkin (pembongkaran pagar laut) bertahap, tidak bisa hari ini karena 30 Kilometer, panjang," kata Muhammad Ali di Tangerang, Rabu.
Baca Juga: KKP dan TNI AL Bongkar Pagar Laut Tangerang Hari Ini, 233 Kapal Nelayan Disebut Turut Bantu
Saat disinggung terkait target pembongkaran selesai dalam waktu 10 hari, ia menuturkan, hal itu akan lebih cepat jika semua pihak terkait dapat bergabung dalam pembongkaran tersebut.
"Mungkin lebih cepat kalau bergabung semua," ucapnya.
Ia pun menuturkan, bersama pihak terkait tengah mempersiapkan untuk pembongkaran pagar laut ilegal tersebut.
"Lagi disiapin, pokoknya semua akan bergabung mempersiapkan," ujarnya.
Diberitakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP sebelumnya telah menyatakan pagar laut di Tangerang sepanjang 30,16 kilometer itu tidak berizin.
Pada Kamis, 9 Januari 2025, KKP menyegel pagar laut dan memberi batas waktu hingga 20 hari bagi pembuat konstruksi tersebut untuk muncul dan membongkarnya.
Namun, belum 20 hari, tepatnya Sabtu (18/2/2025), TNI AL bersama masyarakat nelayan membongkar pagar laut tersebut.
Baca Juga: Pernah Jabat Menteri ATR/BPN, AHY Tak Tahu Ada Ratusan SHGB di Laut Tangerang yang Dipagari
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan, pembongkaran itu atas perintah Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sempat berpendapat seharusnya pagar laut tersebut tidak dibongkar karena merupakan barang bukti dalam proses penyelidikan yang dilakukan KKP.
"Kemarin saya mendengar ada pembongkaran oleh Angkatan Laut, ya saya enggak tahu, harusnya itu barang bukti," kata dia di Pantai Kedonganan, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali,
Menurutnya, sebaiknya pembongkaran pagar bambu tersebut dilakukan setelah dalang di balik pemasangan pagar laut tersebut diketahui.
Namun, belakangan Trenggono membantah ada silang pendapat antara pihaknya dan TNI AL.
Dia pun menyatakan, koordinasi antara KKP dan TNI AL berjalan baik dan keduanya sepakat untuk membongkar pagar ilegal tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.