KABUL, KOMPAS.TV - Salah satu pimpinan Taliban Abdul Qahar Balkhi menyayangkan banyak warga Kabul yang berbondong-bondong meninggalkan kota usai kelompoknya kembali menguasai Afghanistan.
Taliban kembali berkuasa di Afghanistan setelah Presiden Ashraf Ghani pergi meninggalkan pemerintahannya pada 15 Agustus lalu.
Mengetahui kelompok bersenjata tersebut kembali menguasai negara, banyak pihak lantas bergegas untuk meninggalkan Afghanistan.
Pihak militer dari berbagai negara pun disibukkan mengevakuasi warga negara mereka termasuk warga lokal Afghanistan yang berada di Kabul.
Bahkan, saking banyaknya orang yang ingin bergegas pergi membuat Bandara Kabul sempat mengalami kericuhan dan menyebabkan beberapa korban tewas.
Terkait kondisi tersebut, Abdul Qahar Balkhi dari Komisi Kebudayaan Taliban memberikan tanggapannya.
Salah satu pimpinan Taliban itu menyayangkan banyaknya orang yang buru-buru meninggalkan Kabul.
Baca Juga: Pemimpin Taliban Angkat Bicara, Singgung Pemerintahan Baru dan Hak-Hak Perempuan di Afghanistan
"Sangat disayangkan orang-orang bergegas ke bandara seperti saat ini," kata Balkhi kepada Al Jazeera, Minggu (22/8/2021).
"Karena kami telah mengumumkan amnesti umum untuk semua orang di pasukan keamanan dari tingkat senior hingga junior. Ketakutan ini, histeria yang telah terjadi ini tidak berdasar," lanjutnya.
Mengenai insiden di Bandara Kabul, Balkhi mengatakan bahwa Taliban terus menjalin komunikasi dengan pihak keamanan Amerika Serikat yang berjaga di dalam.
"Kami sedang dalam pembicaraan dan kami memiliki hubungan, hubungan kerja, dengan Amerika tentang pengaturan keamanan," katanya.
"Pos pemeriksaan luar berada di bawah kendali kami, dan di dalam berada di bawah kendali pasukan AS, dan kami terus-menerus berhubungan satu sama lain."
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.