Kompas TV internasional kompas dunia

Terlalu Cepat Putar Azan hingga Sebabkan Batal Puasa Berjamaah, Penyiar Radio Sabah Ini Minta Maaf

Kompas.tv - 5 April 2022, 20:44 WIB
terlalu-cepat-putar-azan-hingga-sebabkan-batal-puasa-berjamaah-penyiar-radio-sabah-ini-minta-maaf
Foto ilustrasi. Suasana buka puasa di pasar sore Kampung Ramadan Jogokariyan di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Di Tawau, Sabah, Malaysia, pada Minggu (3/4/2022) lalu, terjadi batal puasa berjamaah karena radio memutar azan Magrib empat menit lebih cepat. (Sumber: dok. Istimewa)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

KOTA KINABALU, KOMPAS.TV - Mohd Safwan Junit, penyiar Radio Tawau di negara bagian Sabah, Malaysia, meminta maaf usai siaran radionya menyebabkan warga batal puasa berjamaah.

Safwan mengaku adanya kesalahan teknis hingga azan Magrib diputar lebih cepat dari waktu sebenarnya.

Insiden ini diketahui terjadi pada Minggu (3/4/2022) kemarin atau hari pertama puasa Ramadan di Malaysia.

Kejadian ini bahkan sempat viral di media sosial dan sebagian warga disebut tak sengaja berbuka mendahului azan.

“Saya, sebagai presenter yang bertugas petang ini (Minggu) untuk segmen ‘Syoknya Hujung Minggu’ bertanggung jawab atas kesalahan teknis azan Magrib diputar dua kali, pertama pada 18.16, dan kedua pada 18.20,” kata Safwan melalui akun Facebook-nya dikutip The Borneo Post, Senin (4/4).

“Azan (Magrib) seharusnya disiarkan pukul 18.20 dan ketika itu diputar lebih awal, sejumlah warga Tawau secara tidak sengaja membatalkan puasa sebelum waktunya,” lanjutnya.

Baca Juga: Lupa Mandi Wajib usai Salat Subuh, Batalkah Puasa? Berikut Penjelasan Ulama

Walaupun tidak sengaja, warga Tawau yang membatalkan puasa empat meni sebelum azan Magrib diwajibkan mengganti puasanya. Ketetapan ini disampaikan oleh Mufti Sabah Datuk Bungsu Aziz.

“Umat muslim mestinya selalu terjaga dan sadar terkait waktu berbuka puasa,” kata Datuk Bungsu Aziz kepada The Star.

“Dalam hal ini, disarankan bagi masyarakat agar memantau kalender yang diterbitkan otoritas keagamaan mengenai buka puasa untuk memastikan insiden seperti ini tidak terulang,” imbuhnya.

Datuk Bungsu Aziz menyampaikan waktu berbuka puasa mestinya didasarkan pada syarak (syariat), bukan oleh siaran radio.

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Ingin Perkuat Bahasa Melayu, Nadiem: Saya Tolak


 




Sumber : The Borneo Post/The Star


BERITA LAINNYA



Close Ads x