Kompas TV internasional kompas dunia

Ketua PBNU Bertemu Ulama Afghanistan, Dialog Moderasi Islam dengan Ulama Taliban

Kompas.tv - 15 Juni 2022, 12:34 WIB
ketua-pbnu-bertemu-ulama-afghanistan-dialog-moderasi-islam-dengan-ulama-taliban
Ilustrasi. Seorang perempuan Afghanistan yang mengenakan burqa mengantre bantuan makanan di Kabul, Selasa (10/5/2022). Ketua PBNU, Gus Fahrur, menemui ulama Afghanistan dan melakukan dialog, disebut sebagai upaya moderasi Islam agar konflik tidak terus terjadi (Sumber: Ebrahim Noroozi/Associated Press)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Purwanto

“Islam di Indonesia juga memberikan kebebasan kepada perempuan untuk belajar dan bekerja dengan baik,” imbuhnya.

Gus Fahrur juga menyebut, NU punya banyak pesantrean dan Afghanistan bisa belajar dari sini.

“NU mempunyai ribuan pesantren dan berbagai lembaga pendidikan yang siap memberikan beasiswa kepada mahasiswa Afganistan yang ingin belajar di Indonesia,” tutupnya.

Baca Juga: PBB Desak Taliban Hentikan Diskriminasi Perempuan di Afghanistan dari Pendidikan hingga Hijab

Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS.TV Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak agar otoritas Taliban segera menghentikan diskriminasi yang mereka lakukan terhadap penduduk Afghanistan, khususnya kebijakan terkait perempuan dan akses pendidikan hingga persoalan hijab. 

Utusan khusus PBB untuk hak asasi manusia di Afghanistan, Richard Bennett mengatakan, negara itu menghadapi tantangan "berat" atas persoalan hak asasi manusia. 

PBB meminta otoritas Taliban untuk membatalkan berbagai pembatasan terhadap perempuan.

Keputusan mendesak Taliban ini setelah melewati 11 hari pengamatan ketika utusan PBB mengunjungi negara itu.

"Saya mendesak pihak berwenang untuk mengakui tantangan hak asasi manusia yang mereka hadapi dan untuk menutup kesenjangan antara kata-kata dan perbuatan mereka," katanya Kamis (26/5/2022) dikutip Antara. 

Bennett lantas menyatakan keprihatinannya atas akses ke pendidikan setelah Taliban urung untuk mengizinkan anak-anak perempuan kembali ke sekolah menengah pada Maret lalu sesuai yang dijanjikan.

Hal itu ditambah, pada bulan ini mengumumkan bahwa perempuan harus menutupi wajah mereka. 

Pelanggaran atas aturan tersebut adalah hukuman bukan hanya perempuan itu, tapi bagi kerabat laki-laki terdekat mereka.

“Petunjuk tentang mahram, penegakan hijab yang ketat, dan nasihat yang kuat untuk tinggal di rumah memberi pola pemisahan gender yang mutlak dan membuat perempuan tidak terlihat di masyarakat,” ujar Bennett.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x