KIEV, KOMPAS.TV - Rusia meluncurkan serangan rudal balistik dan jelajah besar-besaran ke sejumlah wilayah di Ukraina, Rabu (15/1/2025).
Serangan ini menargetkan produksi energi dan memaksa Ukraina untuk menutup jaringan listrik di beberapa wilayah meskipun tengah dilanda musim dingin.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan mereka melancarkan serangan terhadap fasilitas infrastruktur gas dan energi yang sangat penting yang memastikan berfungsinya kompleks industri militer Ukraina.
Seperti dikutip dari The Associated Press, serangan itu terjadi sehari setelah Kementerian Pertahanan Rusia berjanji akan membalas serangan ke wilayah Rusia yang menggunakan rudal yang dipasok Barat.
Kiev belum mengonfirmasi serangan itu, meskipun mereka mengatakan pada Selasa (14/1/2025) bahwa serangan itu mengenai kilang minyak dan depot penyimpanan bahan bakar, serta pabrik kimia yang memproduksi amunisi dan dua sistem rudal antipesawat.
Serangan jarak jauh telah menjadi ciri perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun itu, di mana di garis depan yang berkelok-kelok sekitar 1.000 kilometer dari timur laut ke selatan Ukraina.
Baca Juga: Relawan Tempur Asal Australia Dikabarkan Tewas di Tahanan Rusia, PM Albanese Ancam Moskow
Pertahanan Ukraina telah berada di bawah tekanan berat selama berbulan-bulan terakhir, terutama di wilayah Donetsk timur, tempat pasukan Rusia bertekad merebut benteng utama Pokrovsk.
Situasi di sana sangat buruk karena pasukan Rusia berniat memotong jalan raya Dnipro, yang merupakan rute pasokan vital.
Menurut Angkatan Udara Ukraina, Rusia menyerang Ukraina dengan 43 rudal dan 74 pesawat tanpa awak sebelum fajar pada Rabu.
Mereka mengatakan sebanyak 30 rudal dan 47 pesawat nirawak ditembak jatuh, dan 27 pesawat nirawak gagal mencapai target.
Rudal-rudal Rusia tersebut diluncurkan dari wilayah Lviv di Ukraina barat dekat Polandia hingga Kharkiv di Ukraina timur laut yang berbatasan dengan Rusia.
Perusahaan energi negara Ukraina, Ukrenergo, melaporkan pemadaman listrik darurat di enam wilayah. Perusahaan tersebut sering menghentikan produksi selama perang berkecamuk, sebagai tindakan pencegahan.
"Musuh terus meneror warga Ukraina," tulis Menteri Energi Ukraina Herman Halushchenko di Facebook.
Pasokan listrik kembali mengalir ke rumah-rumah di beberapa wilayah pada Rabu tengah hari, tetapi Ukrenergo mengimbau pelanggan untuk menghindari penggunaan peralatan listrik yang boros daya.
Rusia telah berulang kali mencoba melumpuhkan jaringan listrik Ukraina, memutus pasokan panas, listrik, dan air bersih bagi negara tersebut dalam upaya untuk menghancurkan semangat Ukraina.
Serangan tersebut juga bertujuan untuk mengganggu industri manufaktur pertahanan Ukraina.
Baca Juga: AS Yakin Putin Putus Asa Usai Pakai Tentara Korea Utara untuk Bantu Rusia Lawan Ukraina
September lalu, badan pengungsi PBB melaporkan, Ukraina telah kehilangan lebih dari sekitar 60 persen kapasitas pembangkit energinya.
Pemerintah Ukraina berupaya membangun kembali pembangkit listrik mereka setelah serangan itu, meskipun rentetan serangan telah mengikis produksi. Mitra-mitra Barat-nya telah membantu Ukraina untuk bangkit kembali.
"Saat ini tengah musim dingin, dan tujuan Rusia tetap tidak berubah: infrastruktur energi kita," kata Zelenskyy di Telegram.
Ia mendesak mitra-mitra Barat untuk mempercepat pengiriman senjata pertahanan udara yang dijanjikan ke Ukraina, dengan menekankan bahwa janji-janji telah dibuat tetapi belum sepenuhnya terwujud.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.