Kompas TV nasional peristiwa

Diteriaki Presiden saat Ceramah di Masjid Kampus UGM, Anies: Saya Tuntaskan Dulu Tugas di Jakarta

Kompas.tv - 8 April 2022, 08:51 WIB
diteriaki-presiden-saat-ceramah-di-masjid-kampus-ugm-anies-saya-tuntaskan-dulu-tugas-di-jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam acara Transforming Transportation Conference: Climate-Centered Mobility for A Sustainable Recovery, Kamis (17/2/2022). Anies saat mengisi ceramah usai salat tarawih di Masjid Kampus UGM Yogyakarta, Kamis malam (7/4/2022) beberapa kali diteriaki 'Presiden'. (Sumber: Dok. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Gading Persada

"Presiden, presiden. Pak Anies," kata para jemaah.

Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS.TV, Anies Baswedan juga mengatakan kembali ke UGM Yogyakarta, seperti pulang ke rumah sendiri.

Selain merupakan alumnus kampus tersebut, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini juga menghabiskan masa kecilnya dekat dengan UGM.

"Saya tumbuh besar di UGM, rumah saya hanya 500 meter di utara Fakultas Kehutanan, utara Selokan Mataram. SD saya di Sekip, jadi pulang ke Kampus Gajah Mada pulang ke rumah sendiri," kata Anies Baswedan seperti dikutip Kompas.com.

Anies juga bercerita, selama menjadi mahasiswa, ia kerap terlibat dalam penyelenggaraan beberapa acara.

Oleh sebab itu, saat mendapat undangan dari kampusnya, memori Anies kembali ke masa-masa harus mengundang orang untuk menjadi narasumber dalam acaranya.

"Saya bagian yang mengundang pembicara untuk datang, sekarang saya bagian diundang. Saya senang sekali Alhamdulillah bisa kembali ke kampus," ujarnya.

Tak hanya itu dalam ceramahnya, Anies juga menyampaikan keberhasilannya dalam memperbaiki masalah transportasi umum di Jakarta.

Anies menyebut dirinya berhasil menghilangkan kebiasan 'ngetem' dari angkutan umum di Jakarta dengan program Jak Lingko.

Baca Juga: Ceramah di Masjid Kampus UGM, Anies Terasa seperti Pulang ke Rumah Sendiri

Dengan program itu, lanjutnya, sopir angkutan umum tidak perlu menepi di pinggir jalan dalam waktu lama.

"Sekarang metromini dan lainnya enggak ada yang ngetem karena bayarnya pemerintah ke operator per kilometer. Warganya bayarnya per tiga jam Rp 5.000, silakan gonta-ganti tanpa tambahan," kata Anies.

Oleh karena itu ia berharap dengan berubahnya kebiasaan sopir yang tidak lagi 'ngetem' akan membuat pengguna kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum.

"Sebab, jika jumlah kendaraan pribadi di jalanan Jakarta berkurang, maka kemacetan juga makin berkurang," pungkas Anies.



Sumber : Kompas TV/Kompas.com



BERITA LAINNYA



Close Ads x