Kompas TV olahraga kompas sport

Mengenal Duncan Ferguson, Pelatih dan Legenda Everton yang Pernah Pukuli Maling hingga Masuk UGD

Kompas.tv - 19 Januari 2022, 22:05 WIB
mengenal-duncan-ferguson-pelatih-dan-legenda-everton-yang-pernah-pukuli-maling-hingga-masuk-ugd
Duncan Ferguson saat masih aktif bermain membela Everton pada 2002. Pada 18 Januari 2022, Duncan Ferguson kembali ditunjuk menjadi pelatih interim Everton. (Sumber: Premier League)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Deni Muliya

LIVERPOOL, KOMPAS.TV - Everton FC resmi menunjuk Duncan Ferguson sebagai pelatih interim untuk kedua kalinya pada Selasa (18/1/2022).

The Toffees pernah merekrutnya pada 2019/20 silam, memimpin Richarlison dan kawan-kawan dalam empat pertandingan.

Ferguson tidak memiliki karier kepelatihan yang moncer.

Ia tak memiliki portofolio melatih selain menjadi staf kepelatihan dan pelatih kepala interim The Toffees.

Namun demikian, Duncan Ferguson adalah sosok yang disukai suporter.

Kariernya sebagai pemain memberi sejumlah kenangan manis kepada publik Goodison Park.

Pensiunan striker berjuluk “Big Dunc” itu membela Everton pada 1994-1998 dan 2000-2006.

Ia menjuarai Piala FA bersama The Toffees pada 1995, trofi mayor terakhir yang diraih klub.

Baca Juga: Everton Kembali Tunjuk Duncan Ferguson Jadi Pelatih Interim

Ferguson sempat menjabat kapten pada 2002-2004.

Ia memainkan partai terakhir sebagai pesepakbola pada 7 Mei 2006, mencetak satu gol dalam pertandingan kontra West Bromwich Albion tersebut.

Duncan Si Berandal, Pemain yang Dipenjara Karena Ulah di Atas Lapangan

Duncan Ferguson berbadan cukup besar. Tingginya 1,93 meter.

Sebagai striker, postur kuat tentu menguntungkannya dalam duel kotak penalti.

Ketika muda, ia dihargai sebagai salah satu talenta terbaik Skotlandia.

Pada 1993, transfernya ke Rangers seharga 4 juta paun memecahkan rekor pembelian pemain di Inggris Raya.

Namun demikian, setelah itu Ferguson cenderung dikenal karena ulahnya yang berangasan.

Setahun usai pindah ke Glasgow, sang striker menyundul pemain lawan hingga terkapar.

Insiden itu terjadi di partai Rangers vs Raith Rovers.

Bek Raith Rovers, John McStay disundul Ferguson di sudut lapangan.

Wasit tak melihat insiden tersebut.

Ferguson pun lolos dari hukuman kartu merah dan tetap bertanding.

Kendati demikian, Big Dunc tak sepenuhnya lolos dari hukuman.

Ia diperiksa setelah pertandingan dan diputus bersalah atas kasus penyerangan.

Baca Juga: Gento, Di Stefano, dan Puskas: Riwayat Lini Serang Terbaik pada Masa Keemasan Real Madrid

Itu adalah kali ketiga Ferguson didakwa dengan kasus penyerangan.

Sehingga, hakim menghukumnya tiga bulan penjara.

Sebelumnya, Big Dunc telah diputus bersalah dalam dua insiden penyerangan.

Ia menyundul seorang polisi di Stirling, Skotlandia dan memukul serta menendang seorang tukang pos yang memakai kruk.

Sepanjang kariernya, Duncan Ferguson telah empat kali diputus bersalah dalam kasus penyerangan.

Satu kasus lain terjadi saat ia ribut dengan seorang nelayan di sebuah pub.

Ulahnya yang berangasan membuat Ferguson mendapat julukan “Duncan Disorderly” atau Duncan Si Berandal.

Komposer asal Finlandia, Osmo Tapio Räihälä pun membuat puisi simfonik yang terinspirasi dari seringnya Ferguson berurusan dengan hukum. Karya ini berjudul “Barlinnie Nine”.

Pukuli Maling hingga Masuk Rumah Sakit

Rumah Duncan Ferguson pernah dua kali disatroni maling.

Dua kali pula pria malang yang mencoleng di rumahnya mesti masuk rumah sakit karena dipukuli tuan rumah.

Insiden kemalingan terjadi ketika Ferguson membela Everton pada periode kedua.

Pada 2001, dua maling menyatroni rumahnya di bilangan Rufford, Lancashire.

Ferguson berkelahi dengan keduanya. Ia melukai salah satu pelaku dan menahannya hingga polisi datang.

Pelaku lain kabur tetapi tertangkap tak lama kemudian.

Pria yang ditahan Ferguson kemudian mesti menginap tiga hari di rumah sakit akibat cedera hasil perkelahian.

Baca Juga: Di Balik Kehebatan Mo Salah, Ada Sosok Istri Bernama Magi Salah yang Setia Menemani

Pada 2003, rumah Big Dunc kembali kemalingan.

Kali ini di bilangan Formby, Mersyeside.

Seorang pria 37 tahun menyatroni rumah Ferguson.

Saat ketahuan, ia menyerang tuan rumah.

Malang bagi si maling, Ferguson terlalu kuat baginya.

Babak-belur dihajar Big Dunc, pencuri itu mesti dirawat di rumah sakit dulu sebelum ditahan polisi.

Setelah insiden ini, pencuri bernama Carl Bishop itu sempat menuntut Ferguson dengan tuduhan penyerangan. Namun, tuntutannya ditolak.

Di luar aksi berangasannya, Duncan Ferguson adalah sosok yang dicintai suporter Everton.

Torehan golnya mungkin tak menyamai pemain sekaliber Dixie Dean atau Tony Cottee.

Namun, ia amat loyal kepada The Toffees.

Eks Dundee United ini juga merupakan top skor berkebangsaan Skotlandia di Liga Inggris era Premier League. 

Selain rekor itu, Ferguson juga tercatat sebagai pemain dengan kartu merah terbanyak pada era Premier League (8, sama dengan Patrick Vieira dan Richard Dunne).

Pada 2007, Big Dunc turut mendukung kampanye Keep Everton In Our City (KEIOC).

Kampanye ini menolak pemindahan markas Everton ke luar kota Liverpool.

Selain itu, capaiannya sebagai pelatih interim pun tak buruk.

Pada 2019/20, di Liga Inggris, ia tak terkalahkan; dua kali imbang lawan Arsenal dan Manchester United, sekali menang kontra Chelsea.

Satu-satunya kekalahan Ferguson dalam periode singkat itu terjadi di Piala Liga.

Itu pun melalui adu penalti lawan Leicester City.

Musim ini, saat Everton dalam ancaman nyata degradasi, direksi klub merasa Big Dunc adalah sosok yang tepat untuk mengangkat mental skuad The Toffees.

Baca Juga: Berkaca dari Kasus Djokovic, Kenapa Banyak Atlet Enggan Mendapatkan Suntikan Vaksin Covid-19?



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x