SRAGEN, KOMPAS.TV - Musim kemarau membuat perajin batu bata merah di Dusun Kebon Agung, Kelurahan Kroyo, Kecamatan Karang Malang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mengalami peningkatan jumlah produksi setiap bulannya. Cuaca terik matahari mendukung percepatan proses pengeringan dan kualitas batu bata, sehingga produksi batu bata merahnya meningkat drastis, hingga dua kali lipat.
Jika pada musim penghujan proses pengeringan batu bata merah membutuhkan waktu hingga 15 hari, sedangkan pada musim kemarau ini, proses pengeringan batu bata hanya membutuhkan waktu hanya seminggu saja.
Wagiyo, salah satu perajin batu bata merah mengatakan, pada musim kemarau dirinya mengaku senang, karena peningkatan produksi mencapai hingga 100 persen, dibandingkan dengan musim penghujan. Jika pada musim penghujan, dalam kurun waktu satu bulan, ia hanya mampu mencetak 10.000 batu bata merah, kini di musim kemarau ini, ia dapat mencetak sebanyak 18.000 hingga 20.000 batu bata merah.
“Kemarau ini produksi bata sudah meningkat, kalau musim penghujan tidak kurang. Biasanya produksi 800 per hari. Musim kemarau ini pengeringannya lebih cepat. Kalau musim penghujan 15 hari (keringnya), kalau musim kemarau satu minggu,” ujar Wagiyo.
Sementara itu, untuk setiap seribu batu bata merah yang telah jadi, oleh perajin dijual dengan harga Rp750.000, untuk area dalam Kota Sragen. Sedangkan untuk pembeli dari luar wilayah, seperti Solo Raya, seribu bata merah dijual Rp850.000.
#perajinbatubata #sragen #kemarau
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.