JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah mengeklaim sudah mengantongi identitas peretas data, Bjorka.
Menko Polhukam Mahfud MD menyebut, belum ada data rahasia negara yang bocor oleh Bjorka.
Meski demikian, Mahfud meyakinkan pemerintah memiliki kemampuan untuk melacak siapa dan di mana lokasi Bjorka berada.
Pemerintah juga akan membentuk satgas perlindungan data, untuk mengantisipasi kasus kebocoran data seperti yang dilakukan Bjorka.
Untuk itu, masyarakat diminta tetap tenang.
Sebagai salah satu tokoh publik yang datanya disebar oleh Bjorka, Cak Imin mengaku sangat dirugikan.
Baca Juga: Bjorka Berulah Lagi, Klaim Menkominfo akan Dicopot, Minta Ganti yang Paham Teknologi, Bukan Politisi
Cak Imin bahkan harus berhenti menggunakan whatsapp, karena banyaknya pesan yang masuk.
Klaim pemerintah mengetahui identitas Bjorka, segera memberi dampak.
Akun instagram @voltcyber_v2 menuding Bjorka berasal dari Cirebon dengan nama Muhammad Said Fikriansyah.
Tudingan ini, segera dibantah Said bahwa dirinya bukanlah hacker Bjorka.
Said mengaku tidak memiliki kemampuan meretas.
Terganggu dengan tuduhan sebagai Bjorka, Said berencana membawa masalah ini ke ranah hukum.
Persoalan keamanan data khususnya siber, negara sebetulnya bertumpu pada badan siber dan sandi negara atau BSSN.
Selain pejabat publik, Bjorka juga diduga telah membocorkan dengan cara menjual data pribadi penduduk Indonesia.
Data yang dijual mulai dari data Rp1,3 Miliar registrasi sim card nomor Indonesia, 105 juta data pemilih pemilu 2019, hingga 26 juta data indihome.
Selain membentuk satgas khusus terkait kebocoran data, pemerintah menargetkan dalam sebulan ke depan, akan menyelesaikan rancangan undang-undang perlindungan data pribadi di DPR.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.