Kompas TV nasional politik

Tanggapi Pertemuan Prabowo dan Surya Paloh, Pengamat: Kode Keras Bakal Berkoalisi

Kompas.tv - 24 Maret 2024, 11:56 WIB
tanggapi-pertemuan-prabowo-dan-surya-paloh-pengamat-kode-keras-bakal-berkoalisi
Capres pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Jumat (22/3/2024). (Sumber: KOMPAS.com/ Tatang Guritno)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Prabowo Subianto merupakan kode keras bakal berkoalisi.

Adi menyampaikan tanggapannya tersebut saat dihubungi oleh Kompas.com, Minggu (24/3/2024).

Adi menilai, pertemuan yang terjadi pada Jumat (22/3/2024) merupakan kode keras karena sebelumnya Paloh juga menyatakan menerima hasil Pemilu 2024.

"Itu kode keras Nasdem bakal berkoalisi dengan Prabowo. Apalagi sebelumnya Nasdem menyatakan menerima hasil pemilu dan mengucapkan selamat ke paslon 2,” ucapnya.

Baca Juga: [FULL] Gugatan Timnas Anies-Muhaimin dan TPN Ganjar-Mahfud ke MK Terkait Hasil Pilpres 2024

“Dalam pertemuan itu Prabowo gamblang mengungkapkan keinginannya mengajak Nasdem berkoalisi. Jawaban Nasdem fifty-fifty," tambahnya.

Adapun Nasdem merupakan partai pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.

Adi juga berpendapat, karpet merah yang disediakan Nasdem ketika Prabowo berkunjung juga merupakan bentuk pengakuan bahwa Prabowo adalah presiden terpilih.

Menurut Adi, pengakuan Nasdem atas kemenangan Prabowo ini sangat penting.

"Pada level Prabowo itu sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas Nasdem sebagai partai non paslon 2 pertama yang menerima dan mengakui kemenangan prabowo di pilpres,” katanya.

“Pengakuan Nasdem atas kemenangan Prabowo penting di tengah gugatan ke MK oleh paslon 1 dan 3," tambahnya.

Ia menilai, dalam konteks ini NasDem secara eksplisit ingin menyampaikan bahwa Prabowo merupakan pemenang pilpres.

"Dalam konteks ini bagi NasDem game over, pilpres sudah usai. Prabowo pemenangnya. Secara eksplisit Nasdem ingin menyampaikan ini," sambung Adi.

Mengenai mengapa bukan PKS yang pertama kali dirangkul Prabowo, Adi menduga sikap PKS yang masih ngotot ke MK menjadi penyebabnya.

Diketahui, dalam beberapa pilpres terakhir PKS merupakan partai pendukung Prabowo Subianto. Namun di tahun 2024 ini PKS tidak mendukung Prabowo.

Baca Juga: Peluang Komunikasi dengan Prabowo, PPP: Posisi Kami Menunggu, Tak Batasi Siapapun

"PKS dengan Anies masih ngotot ke MK. PKS juga belum ucapkan selamat ke Prabowo-Gibran. Sementara Nasdem sebaliknya. PKS menyatakan beda proposal politiknya dengan paslon 2. Sejauh ini PKS masih terlihat ingin berjuang di luar. Entah di kemudian hari," imbuhnya.



Sumber : kompas.com



BERITA LAINNYA



Close Ads x