Baca Juga: Dikira Kasus Kriminal, 150 Tengkorak di Meksiko dekat Guatemala Ternyata dari Tahun 900 Masehi
Mereka mengklaim ditemukan adanya jejak peledak yang ditemukan di salah satu badan korban.
Namun, tuduhan itu kemudian secara luas didiskreditkan.
Pada 2018, BEA Prancis menegaskan bahwa pesawat jatuh karena ada api di tengah penerbangan, berdasarkan data analisis dari rekaman kotak hitam pesawat.
Kotak hitam tersebut berhasil didapat dari perairan dalam di dekat Yunani oleh marinir Amerika Serikat (AS).
Namun. saat itu penyelidik tak mengungkapkan secara spesifik penyebab kebakaran.
Tetapi pada Maret 2022, BEA mengeluarkan laporan dugaan adanya oksigen yang bocor dari masker oksigen pilot di kokpit sebelum pesawat jatuh.
Hal itu berdasarkan data dari kotak hitam yang menangkap suara dari desisan oksigen.
Baca Juga: Arab Saudi di Dewan Keamanan PBB Kembali Desak Pembentukan Negara Palestina Merdeka yang Berdaulat
Oksigen di pesawat itu sebelumnya sempat diganti hanya tiga hari sebelum kecelakaan oleh petugas perawatan.
Tetapi untuk alasan yang tak diketahui, katup pelepasnya disetel ke posisi darurat yang menurut manual keselamatan Airbus, bisa menyebabkan kebocoran.
Pada saat insiden terjadi, pilot EgyptAir diperbolehkan untuk merokok di dalam kokpit, peraturan yang sejak itu diubah.
Menurut ahli penerbangan Prancis, merokok di dalam kokpit yang dikombinasikan dengan kebocoran oksigen, telah menimbulkan kebakaran.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.